IDNTIMES.COM (30/12/2020) | Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan primata endemik asli Pulau Jawa. Hutan hujan tropis Petungkriyono di Pekalongan, Jawa Tengah menjadi habitat eksklusif bagi mereka. Sebab di hutan tersebut memiliki keanekaragaman pohon jenis pakan yang tinggi dengan kerapatan atap hutan (kanopi) yang terpelihara sampai saat ini. Kondisi tersebut turut menjamin pasokan buah sebagai sumber makanan Owa Jawa, berlimpah sepanjang tahun.

Satwa yang masuk suku (family) Hylobatidae dan marga (genus) Hylobates itu masuk dalam golongan Omnivora (pemakan segala) yang cenderung Frugivora (pemakan buah). Adapun jenis buah yang dimakan Owa Jawa di hutan Petungkriyono antara lain Ficus variegata (Gondang), Dysoxylum blumei (Bawangan), Baccaurea racemosa (Menteng), Mesua ferrea (Cangkok), serta Horsfieldia irya (Kala Pancung).

Kepada IDN Times, pakar primata Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arief Setiawan menyatakan pada 2012 kerapatan Owa Jawa di hutan Petungkriyono mencapai 2,5 hingga 7,5 individu per kilometer persegi. Dengan jumlah itu, populasi Owa Jawa di hutan milik Perum Perhutani yang dikelola KPH Pekalongan Timur tersebut menjadi terpadat kedua yang berada di luar kawasan konservasi di Pulau Jawa. Urutan pertama terdapat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan kerapatan mencapai 8,0 individu per kilometer persegi.

Seperti ini populasi serta kehidupan Owa Jawa di hutan Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah.

1. Owa Jawa memiliki luas wilayah teritori mencapai 16–17 hektare dengan jarak jelajah (homering) harian mencapai 1.500 meter. Hewan ini memiliki ciri berambut abu-abu, wajah hitan, dan alis putih

2. Umumnya Owa Jawa berlengan panjang, bertubuh langsing dengan berat badan rata-rata 5-9 kilogram. Evolusi mereka terjadi pada tangan yang lebih panjang daripada kaki

3. Reproduksi Owa Jawa Betina terjadi setiap 2-3 tahun dengan masa kehamilan 7-8 bulan. Jumlah kembang biak anak Owa Jawa mencapai 2-3 ekor dengan jarak kelahiran antaranak sekitar 3-4 tahun

4. Satu kelompok Owa Jawa di hutan Petungkriyono terdiri dari satu pasang induk Jantan dan Betina dengan sejumlah individu anak mereka. Aktivitas kelompok mereka tidak pernah menyentuh permukaan tanah

5. Sebagai satwa monogami, Owa Jawa tidak berganti-ganti dan cenderung setia pada satu pasangan. Padahal masa hidup Owa Jawa bisa mencapai usia 30-35 tahun

6. Pada 2020, The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menetapkan Owa Jawa masuk daftar merah spesies terancam punah atau endangered (EN)

7. Owa Jawa dinilai terancam punah berdasarkan prediksi penyusutan populasi sebesar 50 persen atau selama lebih dari tiga generasi. Mulai tahun 2001-2015, 2016-2030, dan 2031-2045

8. Penurunan populasi diperkirakan masih terus berlanjut seiring banyaknya kondisi yang mengancam Owa Jawa. Seperti hilang atau rusaknya habitat hutan dan perburuan untuk subsisten

9. IUCN sempat memasukkan Owa Jawa, yang menjadi satu dari tujuh jenis Owa di Indonesia dan Asia Tenggara, dalam status keterancaman critically endangered (CR) atau kritis pada 1996 dan 2000

10. The Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) juga mengeluarkan larangan perdagangan hewan mamalia ini sebagaimana lampiran (appendix) I, per 28 Agustus 2020

11. Termasuk juga Pemerintah Indonesia yang menjadikan Owa Jawa sebagai satwa yang dilindungi di Indonesia melalui Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8 tahun 2018

12. Kelangsungan hidup Owa Jawa bergantung pada pohon-pohon hutan sebagai pelindung karena mereka hidup secara arboreal, bergerak bergelayutan atau secara brakiasi pindah dari satu dahan ke dahan pohon lain

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) per November 2020, populasi Owa Jawa di Jawa tengah mencapai 124-289 individu. Sebagai agen penyebar biji -karena makan buah dari pohon-pohon di hutan-, keberadaan Owa Jawa mempunyai peran penting melestarikan dan meregenerasi Hutan Petungriyono sehingga ekosistem dan vegetasi di daerah tersebut terjaga dengan baik.

Dengan hutan yang lestari, Owa Jawa akan terlindungi, apalagi habitat mereka berada di satu-satunya hutan hujan tropis yang tersisa di Pulau Jawa. Yuk, saatnya menjaga hutan agar mereka selalu ada!

Sumber : IDNTIMES.COM

Tanggal : 30 Desember 2020