KUMPARAN.COM (22/07/2024) | Saat ini, banyak orang mencari wisata yang tidak hanya seru tapi juga memberi pelajaran tentang lingkungan. Wisata hutan di Banyuwangi cocok untuk tujuan tersebut, menawarkan kegiatan seperti menjaga alam, melihat-lihat hewan liar, dan belajar tentang sejarah setempat.

Mengunjungi sejumlah tempat yang masih alami di Banyuwangi bisa menjadi cara yang baik untuk menikmati alam sambil belajar sesuatu yang bermanfaat.

Wisata Hutan di Banyuwangi untuk Belajar Lingkungan dan Sejarah

Acara wisata pastinya akan lebih lengkap, jika wisatawan sekaligus bisa mendapatkan manfaat langsung dari aktivitasnya, tak sekadar hanya refreshing atau melihat-lihat saja. Aktivitas di sejumlah wisata hutan di Banyuwangi ini memberi kesempatan pada wisatawan untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan.

1. De Djawatan

De Djawatan adalah kawasan hutan wisata di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Hutan ini unik lantaran mirip dengan Hutan Fangorn yang ada di film “Lord of The Rings”, hingga sering disebut sebagai Hutan Lord of The Rings. De Djawatan terbuka untuk wisatawan setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

Pohon trembesi yang rindang menciptakan suasana yang sejuk dan menenangkan, menjadikannya lokasi yang sempurna untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Dikutip dari situs perhutani.co.id, harga tiket masuknya sangat terjangkau, hanya Rp6.000 per orang. Selain itu, ada biaya parkir: Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.

2. Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo berlokasi di Jalan Brawijaya Nomor 20, Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Taman ini buka setiap hari dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.

Harga tiket masuk bervariasi, dengan tarif Rp5.000 untuk wisatawan lokal pada hari kerja, dan Rp7.500 pada hari libur. Wisatawan mancanegara dikenakan biaya Rp150.000 pada hari kerja dan Rp225.000 pada hari libur.

Berbagai atraksi dapat dinikmati di sini, termasuk Savana Sadengan yang menawarkan padang savana luas dan habitat untuk satwa seperti banteng, merak, dan rusa. Di sini juga terdapat menara pandang tiga lantai yang memungkinkan wisatawan menikmati pemandangan lebih luas.

3. Rowo Bayu

Rowo Bayu adalah telaga yang terletak di tengah hutan di kaki Gunung Raung. Lokasi ini banyak diduga merupakan lokasi asli kisah KKN di Desa Penari, meskipun ditampik oleh si penulis cerita.

Berjarak sekitar 35 kilometer dari Kota Banyuwangi dan berada pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, telaga ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga sejarah. Rowo Bayu memiliki nilai historis yang terkait dengan Kerajaan Blambangan.

Di sini juga terdapat Candi Puncak Agung Macan Putih yang didirikan sebagai penghormatan kepada para leluhur yang berjuang dalam Perang Puputan Bayu pada tahun 1771.

Wisatawan dapat menjelajahi dan mempelajari lebih dalam tentang lingkungan dan sejarah melalui wisata hutan di Banyuwangi di atas. Pengalaman yang diberikan tidak hanya memperkaya pengetahuan tetapi juga mendukung keberlanjutan alam untuk generasi yang akan datang. (CR)

Sumber : kumparan.com