PROBOLINGGO, PERHUTANI (27/01/2020) |  Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo mendapat kesempatan untuk memberikan pemaparan tentang pengelolaan hutan bersama masyarakat pada acara ‘Ngaji Tani Akbar’ dan Musyawarah Nasional (Munas) Santri Tani Nusantara di Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, Kraksaan-Probolinggo, Minggu (26/01).

Administratur Perhutani Probolinggo, Imam Suyuti dalam paparannya menyampaikan bahwa dalam pengelolaan hutan tersebut Perhutani sangat  mendukung program pemerintah yakni Perhutanan Sosial (PS). Menurutnya ada dua skema dalam program Perhutanan Sosial yaitu Ijin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) dan Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK).

Lebih lanjut Imam Suyuti menjelaskan bahwa di wilayahnya terdapat IPHPS seluas 1.275,1 ha sebagai proyek percontohan atau pilot project berada di 10 desa wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri dari Blok Gading I dan II sebanyak 5 desa di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Prasi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kraksaan, sedang Blok Lumbang sebanyak 5 desa di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Boto, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Probolinggo.

Selain  itu kata Imam, untuk ijin pengelolaan Kulin KK ada seluas 940 ha yang percontohannya berada di Kabupaten Lumajang, yaitu Desa Burno, Kecamatan Senduro, di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Senduro, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Senduro, ungkapnya.

Acara Ngaji Tani Akbar ini juga dihadiri oleh Juru Bicara Milenial Presiden, Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Akademisi Universitas Malang (UM), Tokoh Agama dan tokoh Masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, Kraksaan-Probolinggo.

Sebelumnya pegasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, Gus Haris Damanhuri Romly  juga menyampaikan bahwa pihaknya mengajak santri ngaji tani selama dua hari untuk bisa ikut mengembangkan pertanian di seluruh nusantara untuk membantu program pemerintah mencapai kedaulatan pangan nasional dan menuju kemandirian pesantren.

“Melalui kegiatan agar para santri bisa menjadi motor penggerak dalam pengembangan segala bidang, baik kelautan, perikanan, peternakan maupun perikanan sehingga santri bisa mengelola sumberdaya alam yang ada,” pungkas Gus Haris. (Kom-PHT/Pbo/HH)

Editor : Ywn

Copyright©2020