BALAPULANG, PERHUTANI (02/03/2023) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang memiliki pangkuan hutan di dua wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes dengan beragam budaya. Salah satunya adalah budaya Upacara Ngasa yang dilestarikan masyarakat sekitar hutan setempat, Kamis (02/03).
Upacara Ngasa adalah tradisi kuno warga Jalawastu untuk mempertahankan adat Sunda Wiwitan. Meskipun di lokasi tersebut warga mayoritas beragama Islam, tradisi mereka yang menganut Sunda Wiwitan masih dipertahankan yaitu penggunaan Bahasa Sunda di kampung ini. Masyarakat sangat menjaga kelestaran hutan dan alam sebagai sumber pengidupan.
Setelah dua tahun kegiatan ditiadakan karena pandemi Covid 19, pada tahun ini digelar dan jatuh pada hari Selasa 28 Februari 2023. Prosesi Upacara dimulai pagi hari, dengan hasil panen seperti padi, jagung, palawija, kelapa, pisang dan lain sebagainya.
Administratur KPH Balapulang Haris Setiana melalui Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Sukendar yang hadir bersama rombongan Muspida mengatakan, “Lokasi ini adalah Hutan Lindung yang sampai saat ini hutannya masih terjaga dan masyarakat banyak memanfaatkan dibawah tegakan untuk kolaborasi tumpangsari palawija, dan hasilnya cukup bermanfaat disamping hutannya tetap terjaga,” jelasnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Brebes, Wijanarto mengatakan bahwa pantangan Sunda wiwitan masih kuat, antara lain di lokasi ini tidak boleh ada bangunan yang menggunakan semen. “Di Gunung Sagara adalah penyebar atau pengaruh Bahasa Sunda di Jawa khususnya Brebes yang saat ini meluas sampai kecamatan Banjarharjo,” lanjutnya.
Wijanarto berharap Pemerintah Propinsi agar terus “menguri-uri” budaya yang ada di Brebes agar tetap lestari. (Kom-PHT/Blp/Jul)
Editor : Aas
Copyright©2023