SUMEDANG, PERHUTANI (21/06/2024) | Untuk mencegah terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat (Dishut Jabar) melaksanakan kegiatan pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) di Kabupaten Sumedang, pada hari Rabu (19/06).

Pembentukan kelompok MPA ini dilaksanakan di Desa Cibeureum Kulon dan Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, yang berada di sekitar kawasan hutan Gunung Tampomas. Desa Cibeureum Kulon dan Desa Cibeureum Wetan merupakan prioritas sasaran pelaksanaan sosialisasi dan pembentukan kelompok MPA guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan Gunung Tampomas dan sekitarnya.

Hadir pada kegiatan tersebut Wakil Administratur KPH Sumedang Wilayah Utara Rodiana Rahman, Kepala Seksi Utama Keamanan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) Alek Dedi Budi Martanto yang bertindak langsung sebagai pemateri, pihak Dishut Jabar dan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah IX, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Cimalaka, serta masyarakat yang hadir lainnya.

Rodiana mengungkapkan bahwa di kawasan hutan memiliki potensi terjadinya kebakaran hutan yang disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya faktor alam dan non-alam seperti kelalaian manusia dalam beraktivitas di kawasan hutan. Dari kejadian Karhutla ini banyak memberikan dampak kerugian baik secara ekonomi maupun dampak pada lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan iklim. Ia pun berharap dengan dibentuknya MPA ini masyarakat dapat berperan aktif bersama Perhutani KPH Sumedang dan pihak lainnya.

“Diperlukan peran serta seluruh pihak dalam pencegahan kebakaran agar tidak terjadi di kawasan hutan Gunung Tampomas maupun lahan masyarakat di sekitarnya. Kami tidak bosan mengimbau agar setiap aktivitas masyarakat baik di luar maupun di dalam kawasan hutan senantiasa berhati-hati menghindari hal-hal yang dapat berpotensi menjadi penyebab terjadinya Karhutla,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Alek menambahkan bahwa kawasan hutan Gunung Tampomas merupakan salah satu ikon Kabupaten Sumedang yang sangat penting dijaga kelestariannya dari berbagai gangguan keamanan hutan, termasuk kebakaran.

“Gunung Tampomas termasuk aset negara yang memiliki peran sangat penting sebagai penyangga kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya sehingga harus dijaga kelestariannya untuk kemanfaatan generasi yang akan datang,” ungkapnya.

Selain pembentukan kelompok MPA yang diberi nama “Wana Bakti Tampomas”, pada hari Kamis (20/06) dilaksanakan juga pemberian materi dan praktik simulasi pengendalian Karhutla yang bertempat di kawasan hutan Petak 19, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tanjungkerta, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tampomas. Kegiatan ini meliputi pengenalan dan teknis penggunaan sarana dan prasarana pengendalian Karhutla secara mekanis dan nonmekanis, teknis keselamatan serta teknis penanganan pasca kebakaran.

Sebagai perwakilan dari kelompok MPA Wana Bakti Tampomas, Doni menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Perhutani KPH Sumedang, Dishut Jabar, CDK Wilayah IX, dan pihak lainnya yang telah secara terpadu memberikan banyak pemahaman dan pengetahuan pada kegiatan ini. Ia pun berkomitmen untuk turut berperan serta dalam menangani kejadian Karhutla di kawasan hutan Kabupaten Sumedang.

“Kami sangat berterima kasih atas pelaksanaan kegiatan ini. Banyak ilmu dan pengetahuan yang kami peroleh dari kegiatan ini, baik menyangkut administrasi maupun teknis pencegahan dan pengendalian Karhutla, sebagai bekal kami berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla. Apa yang kami dapatkan di sini tentunya akan disampaikan kepada masyarakat lainnya guna mencegah dan menanggulangi Karhutla,” jelasnya.(Kom-PHT/SMD/Jae).

Editor : EM
Copyright©2024