BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (24/06/2024) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat mendukung sepenuhnya kegiatan penelitian dan kajian kebangsaan tentang “Analisis Preferensi Habitat Atrophaneura luchti (1935)” yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian ini berlangsung di Hutan Lindung Petak 74, RPH Sumbermanggis, BKPH Glenmore (24/6).
Atrophaneura luchti (Roepke, 1935) adalah kupu-kupu genus Atrophaneura yang endemik di Jawa Timur. Kupu-kupu ini memiliki sayap hitam dengan tepi bergelombang yang dihiasi warna kekuningan dan bintik-bintik hitam, dengan lebar sayap 6,5-6 cm dan panjang sayap 11-13 cm. Kupu-kupu ini ditemukan di ketinggian 1000-1500 mdpl dan dikenal sebagai spesies soliter. Karena persebarannya yang terbatas, Atrophaneura luchti dikategorikan sebagai spesies terancam dalam daftar Red List Data Book yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) pada tahun 2019. Spesies ini memerlukan upaya konservasi untuk mencegah kepunahannya dan berperan penting dalam keseimbangan ekosistem.
Kepala Sub Seksi Hukum, Kepatuhan, Agraria, dan Komunikasi Perusahaan, Eko Hadi, yang mewakili Kepala Perhutani KPH Banyuwangi Barat, menyatakan, “Sebagai wujud kepedulian Perhutani terhadap pendidikan, kami mendukung sepenuhnya kegiatan penelitian dan kajian kebangsaan tentang ‘Analisis Preferensi Habitat Atrophaneura luchti (1935)’ yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di bawah bimbingan Prof. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D.”
“Penelitian ini direncanakan berlangsung selama satu bulan di kawasan hutan BKPH Glenmore dan BKPH Licin. Kami berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi kelestarian hutan,” tambahnya.
Sabrina Fillah Ginan Nafsih, mahasiswi Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Perhutani KPH Banyuwangi Barat. “Kami sangat berterima kasih kepada Perhutani KPH Banyuwangi Barat yang telah menerima kami dengan baik dan bersedia mendampingi kegiatan penelitian kami.”
Hamid, pendamping kegiatan penelitian, juga menyatakan, “Luar biasa apa yang dilakukan petugas Perhutani dalam penelitian kali ini. Mereka bersedia mendampingi kegiatan sampai ke dalam kawasan hutan lindung. Baru kali ini kami didampingi oleh petugas Perhutani. Terima kasih, Perhutani. Kami akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan arahan Perhutani.” (Kom-PHT/Bwb/Cdr)
Editor:Lra
Copyright©2024