MOJOKERTO, PERHUTANI (26/08/2024) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto turut berpartisipasi dalam acara Sedekah Bumi yang diadakan setiap tahun oleh masyarakat Desa Tenggerejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Acara ini dilaksanakan pada Minggu (25/08) di Makam Mbah Buyut Uwan atau Mbah Panengger, yang terletak di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tenggerejo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dradah, KPH Mojokerto.

Kepala BKPH Dradah, Eko Adam Supriyanto, beserta jajaran hadir dalam acara ini, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kedungpring, Kepala Desa Tenggerejo, Supi’i, beserta perangkat desa, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), tokoh agama, tokoh masyarakat, serta mahasiswa peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Universitas Negeri Jambi (UNJA) dan warga sekitar.

Kepala Perhutani KPH Mojokerto, Rusydi, melalui Kepala BKPH Dradah, Eko Adam Supriyanto, menyampaikan apresiasinya kepada Kepala Desa Tenggerejo dan seluruh masyarakat atas terselenggaranya acara ini. “Acara ini sangat penting untuk menjaga budaya lokal. Kami berharap komunikasi yang baik dengan masyarakat setempat dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan untuk melestarikan hutan di sekitar Desa Tenggerejo dan sekitarnya,” ungkap Eko dengan penuh semangat.

Sementara itu, Kepala Desa Tenggerejo, Supi’i, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi budaya Jawa yang masih dilestarikan. “Sedekah Bumi adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rezeki yang kita terima dari bumi. Ini adalah wujud penghargaan terhadap bumi dan lingkungan hutan yang asri sebagai tempat kita berpijak, yang patut kita syukuri bersama,” terangnya.

“Tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan adat istiadat serta seni budaya yang menjadi ciri khas saat bersih desa. Petilasan seperti punden atau cungkup ini diyakini sebagai warisan dari nenek moyang,” tutupnya. (Kom-PHT/Mjkt/Oke)

Editor:Lra
Copyright©2024