PIKIRAN-RAKYAT.COM (28/08/2024) | Perum Perhutani KPH Ngawi mengingatkan pentingnya konservasi hutan dan pengelolaan air tanah yang berkelanjutan. Sebab, hilangnya hutan dan meningkatnya pengunaan sumur dalam di lahan pertanian memicu penurunan simpanan air tanah. Hal ini disampaikan Administratur (ADM) Perum Perhutani KPH Ngawi, Andi Adrian Hidayat.
Andi mengatakan hutan memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem, khususnya dalam meningkatkan laju serapan air ke dalam tanah. Hutan yang sehat meningkatkan simpanan air tanah yang kemudian akan mendukung ketersediaan air selama musim kemarau.
“Humus berkurang di lantai hutan, tangkapan air juga berkurang. Tangkapan air berkurang, maka air tanah juga berkurang,” jelasnya.
Kondisi ini diperparah oleh maraknya pembangunan sumur dalam di lahan pertanian masyarakat. Sumur-sumur ini, yang bertujuan untuk mengairi sawah, justru menyedot air tanah secara berlebihan.
“Saat ini yang harus jadi perhatian juga sumur dalam. Dimanapun sawah masyarakat saat ini dibangun sumur dalam. Itu menyedot air tanah luar biasa. Harusnya disimpan di dalam tanah, ini ditarik ke atas dan dibuang ke sungai. Amblas!” tegas Andi.
Andi menekankan bahwa jika hutan sebagai penangkap air tidak dipersiapkan dengan baik, maka krisis air tanah hanya tinggal menunggu waktu.
“Ketika hutan penangkap airnya tidak kita persiapkan, habis itu nanti. Kalau hutan kita persiapkan, Insyaallah tidak menjadi air permukaan tapi sempat meresap,” pungkasnya.
Untuk itu pihaknya mengajak agar kesadaran pelestarian hutan dilakukan secara serius sehingga potensi air permukaan dapat dikurangi dengan adanya resapan yang memadai.
Sumber : pikiran-rakyat.com