Dok.Kom-PHT/Kanpus  ©2016

Dok.Kom-PHT/Kanpus ©2016

JAKARTA – PERHUTANI, Jumat, 1 April 2016 | Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar dan Ketua sekaligus CEO National Forestry Cooperative Federation (NFCF Korea), Lee Seok Hyung, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pengembangan Komoditi Kopi di lahan hutan Perhutani, bertempat di Kantor Pusat Perum Perhutani, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat pagi (1/4/2016).
Kerjasama pengembangan komoditi kopi di kawasan hutan Perum Perhutani ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dengan cara membantu masyarakat sekitar kawasan hutan yang dikerjasamakan termasuk pemasarannya.

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menyatakan bahwa kerjasama perdagangan kopi dari kawasan hutan Perum Perhutani menguntungkan kedua belah pihak selain meningkatkan ekspor kopi Indonesia khususnya kopi dari kawasan hutan Perum Perhutani ke Korea.

“Selama ini Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melakukan kerjasama penanaman kopi melalui program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Melalui kegiatan ini, LMDH didorong untuk menjadi eksportir kopi nasional”, tegasnya.

Indonesia memproduksi kopi kurang lebih 3 sampai 4 persen dari produksi dunia, yaitu mencapai sekitar 650 ribu ton per tahun. Kopi yang ditanam di Pulau Jawa lokasinya sebagian besar berada di dalam kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani, yaitu jenis kopi robusta dan arabika. Potensi lahan kawasan hutan untuk tanaman kopi di Perum Perhutani sekitar 46.000 ha yang siap dikembangkan lebih lanjut. Saat ini dari hutan Perhutani telah menghasilkan produk pangan seperti, padi, jagung, kacang tanah, selain kopi. Produksi kopi di Perhutani 650 ton per tahun dengan sistem tanam Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT).

Ketua dan CEO NFCF Korea, Lee Seok Hyung menyatakan bahwa NFCF telah berkunjung ke lokasi perkebunan kopi di Perhutani KPH Bandung Selatan. “Saya senang karena lahan dipelihara baik dan berkelanjutan dimana sistem yang diterapkan melibatkan peran masyarakat desa hutan yang sangat sesuai dengan Visi Misi kami”, tambahnya.

Selanjutnya, Lee Seok Hyung menjelaskan bahwa pihaknya berencana membuka usaha kopi hutan di Korea Selatan yang akan mempromosikan kopi Priangan bermutu tinggi. Strategi usaha yang dipakai adalah dengan kekuatan cerita atau story telling di balik kopi, meliputi asal usul dan budaya, sehingga produk kopi dari hutan Perum Perhutani mempunyai kekuatan daya saing sendiri yang berbeda dengan yang lain.

“Kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan sudah terjalin sejak tahun 1979 sehingga diharapkan dengan kerja sama ini dapat memperkuat hubungan saling menguntungkan dan lebih bersahabat di antara dua negara. Selain itu, kami berharap dapat berperan dalam mempromosikan dan memasarkan kopi yang bermutu tinggi serta berperan aktif dalam membina masyarakat desa sekitar hutan dalam meningkatkan kerja samanya”, tambah Lee Seok Hyung. (Kom-PHT/Kanpus)