SUMEDANG, PERHUTANI (12/5/2016) | Kopi tidak asing bagi semua kalangan bahkan saat ini minum kopi menjadi gaya hidup tersendiri. Di Sumedang, Jawa Barat kita dapat menemui banyak kedai-kedai kopi dengan cita rasa kopi beraroma sedap. Salah satunya adalah Kedai Kopi milik Farid Gumilar Sumedang menggunakan produk kopi dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mekar Rancakalong binaan Perum Perhutani KPH Sumedang. Perum Perhutani melalui program PHBM memberikan peluang kepada LMDH untuk kerjasama penanaman kopi di lokasi-lokasi tertentu.
Administratur Perhutani KPH Sumedang, Agus Mashudi pada Selasa (10/5) mengatakan saat ini pihaknya mendata ulang dan inventarisasi tanaman kopi yang dikerjasamakan dengan sistem PHBM melalui Pemanfaatan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT) diwilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang.
“Pendataan ulang tanaman kopi yang dikerjasamakan di kawasan hutan, baik dari jumlah pohon, luas tanaman, serta potensi produksi dari tanaman kopi itu sendiri penting untuk mengetahui potensi pendapatan petani sekaligus pendapatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Perhutani KPH Sumedang sebagaimana tertuang dalam kesepakatan bagi hasil yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama (PKS)” kata Agus.
Farid salah satu pemilik kedai kopi mengakui bahwa kopi Rancakalong yang umumnya dari hutan Perhutani merupakan klon dari cita rasa kopi priangan yang terkenal di manca negara, terutama Eropa. Ketua LMDH Tani Maju Mekar, Sulaeman membenarkan bahwa setiap musim panen pihaknya mampu menjual kopi rata-rata 20 ton di Bandung dan 8 ton untuk kebutuhan di Sumedang dalam bentuk roasting. (Kom Persh-PHT/Smd/Nana).
Editor: DKR
Copyright©2016