REPUBLIKA.CO.ID (30/11/2017) | Penanaman kedelai secara serentak di Kabupaten Indramayu dimulai. Diharapkan, Kabupaten Indramayu jadi penyumbang kedelai untuk dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor kedelai.

Kegiatan tanam kedelai secara serentak itu dilakukan di Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Rabu (29/11) di lahan tersebut milik Perhutani.

Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar Banten, Andi Purwandi menyebutkan, lahan Perhutani di Jabar yang digunakan untuk penanaman kedelai totalnya ada 14 ribu hektare. Dari jumlah itu, lahan penanaman kedelai di Kabupaten Indramayu mencapai 7.040 hektare.

“Terluas di Indramayu,” ujar Andi.

Untuk produksi kedelai di Kabupaten Indramayu, Andi menyebutkan, hasilnya bisa mencapai 1,2 ton – 1,8 ton per hektare. Hasil tersebut, bisa menyumbang produksi kedelai di Jabar.

Andi menambahkan, pada 2018 mendatang, program tanam kedelai di Jabar akan ada penambahan sekitar 7.000 hektare. Dengan demikian, totalnya menjadi 21 ribu hektare.

Namun meski demikian, Andi menegaskan, tanam kedelai di lahan Perhutani itu bukan fokus utama Perhutani. Pihaknya akan tetap fokus mengelola hutan.

Andi menyatakan, untuk sementara ini, penanaman kedelai di Kabupaten Indramayu hanya bisa dilakukan setahun sekali saat musim hujan. Kedepan, penanaman kedelai itu bisa dilakukan hingga tiga kali jika sudah didukung dengan pengairan yang cukup dari irigasi.

Andi menyebutkan, untuk penanaman kedelai kali ini, pihaknya sudah merangkul 163 kelompok tani. Dengan banyaknya kelompok tani tersebut, diharapkan hasil produksinya akan lebih maksimal.

Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid mengakui, Kabupaten Indramayu memang merupakan salah satu daerah di Jabar yang memiliki lahan penanaman kedelai yang cukup luas. Selain Kabupaten Indramayu, adapula daerah lainnya seperti Sukabumi dan Cianjur.

Takmid menyatakan, produksi kedelai Indramayu akan mampu mendongkrak produksi kedelai Jabar. Dengan demikian, bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor.

“Pada 2018 nanti kita berharap bisa swasembada,” kata Takmid.

Sumber : republika.co.id

Tanggal : 30 November 2017