DETIK.COM (25/1/2018) | Sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) di Kabupaten Malang, akan banyak menemui pantai indah dan menarik. Mulai dari Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan hingga Donomulyo berbatasan dengan Kabupaten Blitar.
Tentunya, pantai di Malang Selatan karakteristik berbeda dengan daerah lain. Sebut saja Sendangbiru, pantai dan juga menjadi pusat pelelangan ikan terbesar kedua di Jawa Timur, setelah Muncar, Banyuwangi.
Jika berjalan ke arah barat menyusuri JLS, bisa menemui destinasi pantai lain, Bajul Mati, Gua China, Ngudel, Unggapan, Batu Bengkung, Pantai Kangen, sampai Teluk Asmara. Untuk menjangkau lokasi pantai sangat mudah, karena keberadaannya tak jauh dari JLS.
Sama seperti pantai yang menghadap langsung Samudera Hindia di pesisir selatan Pulau Jawa, ombak pantai di Malang Selatan bisa dibilang cukup membahayakan.
Pengunjung diharapkan untuk waspada dan mematuhi imbauan pengelola, tidak sembarang mandi atau berenang. Karena sudah banyak kejadian, keindahan wisata pantai Malang Selatan memakan korban.
Pengelolaan wisata pantai di Malang Selatan, mayoritas dilakukan Perhutani KPH Malang, sebagai pemilik lahan. Pada beberapa destinasi, Perhutani melibatkan masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Itu bisa ditemui ketika berkunjung ke wahana wisata Pantai Teluk Asmara, Batu Bengkung, dan pantai-pantai lain di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Malang.
Pengunjung selain membayar tiket masuk pada umumnya Rp 10 ribu per orang, juga dibebani biaya parkir. Pemkab Malang hanya mendapatkan dari korporasi atau hasil retribusi tiket masuk sebesar 20 persen.
“Wisata pantai, kami kelola dengan masyarakat. Bisa dibilang masih belajar dan banyak kekurangan di sana sini. Penataan secara berkala dilakukan, khususnya sarana dan prasarana,” beber Supervisor Wisata Perhutani KPH Malang Nanang Wahadi kepada detikcom, Kamis (25/1/2018).
Nanang mencatat, setidaknya ada 28 pantai yang dikelola Perhutani dan masyarakat. Kedepan potensi wisata pantai diharapkan bisa mengundang banyak kunjungan. Pihaknya juga berupaya untuk mengimbangi dengan menata sarana dan prasarana yang baik. Pengunjung bisa nyaman selama berwisata.
“Kita bisa dibilang masih dalam tahap belajar, dengan melibatkan masyarakat pengembangan dan penataan berkala terus dilakukan,” tuturnya.
Sumber : detik.com
Tanggal : 25 Januari 2018