SUARAMERDEKA.COM, BLORA (28/5/2016) | Asosiasi Petani Pengolah Hasil Hortikultura (ASPPEHORTI) Jawa Tengah menggandeng sejumlah lembaga, kelompok dan organisasi masyarakat untuk mewujudkan program kerjanya. Petani pengolah lahan hutan di Kabupaten Blora pun dirangkul.
Ketua ASPPEHORTI Jateng Pri Kuntadi menegaskan, pihaknya mempunyai komitmen mengembangkan sentra hortikultura di wilayah Jateng, termasuk Blora. Hal itu dikemukakannya saat beraudiensi dengan para administratur (ADM) Perum Perhutani di wilayah Blora. Audiensi berlangsung di ruang kerja ADM Perhutani Blora, Joko Sunarto, Sabtu (28/5).
Hadir dalam audiensi itu ADM Perhutani Randublatung, ADM Perhutani Cepu dan ADM Perhutani Kebonharjo serta ADM Perhutani Mantingan. ‘’Kami berprinsip, orang hidup itu harus bermanfaat bagi orang lain. Mari berkarya dan membangun ekonomi. Segera diprogramkan untuk pendampingan,’’ ujarnya.
Dia mengemukakan, ASPPEHORTI Jateng ingin memberikan pembelajaran yang mudah dilakukan oleh masyarakat. Branch-nya adalah pengolahan pupuk sendiri, penyediaan bibit tanaman hortilkultura serta pamasaran pasca panen.
‘’Kami ajak dan rangkul lembaga serta semua elemen masyarakat petani untuk budidaya menanam hortikultura. Target kami untuk ikon Jateng adalah buah pisang, termasuk di Blora, segera siapkan lahan,’’ kata Mas Kunto, sapaan akrab Pri Kuntadi didampingi sejumlah pengurus ASPPEHORTI Blora.
ADM Perhutani Blora Joko Sunarto menyambut baik program dan kemitraan yang hendak dilakukan ASPPEHORTI Jateng tersebut. ‘’Setiap tahun kami ada program pengelolaan lahan dengan petani hutan, tetapi yang belum produktif perlu dikembangkan dengan tanaman lainnya. Kami menyambut baik kemitraan dengan ASPPEHORTI Jawa Tengah,’’ tandas Joko Sunarto.
Program tanaman yang sudah berjalan, kata dia, perlu dimodifikasi pola tanamnya. Hal senada juga disampaikan oleh Adm Perhutani Randublatung Herdian Suhartono.
Menurutnya, di wilayah KPH Randublatung pernah membudidayakan tanaman empon-empon temu lawak dan bermitra dengan salah satu perusahaan jamu terkemuka di Jateng. Bahkan perwakilan dari petani temu lawak sudah pernah dikirim untuk mengikuti pelatihan.
‘’Ternyata hasil panen, setelah kami kirim ke perusahaan jamu, dari 2 ton temu lawak hanya 500 kilogram yang dinyatakan memenuhi standar. Karena itu masih perlu adanya pendampingan, baik saat menanam, pasca panen hingga pemasaran,’’ kata Herdian Suhartono.
Sebelum bertemu dengan sejumlah ADM Perhutani, Ketua ASPPEHORTI Jateng beserta rombongan mengunjungi pengurus, guru, alumni SLB Jepon. Kemudian dilanjutkan dialog dengan petani hortikultura dari enam kecamatan yang dipusatkan di Desa Tempuran, Kecamatan Blora. Selain itu juga melakukan survei lahan di Desa Soko, Kecamatan Jepon.
(Abdul Muiz/CN19/SMNetwork)
Tanggal  : 28 Mei 2016
Sumber  : berita.suaramerdeka.com