 
			Lelang kayu jati  bundar milik Perhutani Unit III Jawa Barat (Jabar)  sepi dari peminat. Sampai pekan kedua bulan April ini, lelang kayu yang berlangsung  secara online di situs iPasar  tersebut tak ada yang terjual,  Padahal, jumlah kayu yang dilelang tidak banyak.
Aldo Nagata, Kepala Divisi  Logistik PT iPasar Indonesia,  mengatakan iPasar hanya menyediakan 201 meter kubik  (m3) kayu jati bundar milik  Perhutani Unit III Jabar. Tetapi, “Hingga minggu kedua April ini, belum ada transaksi  sama sekali,” kata Aldo kepada KONTAN, Rabu (13/4).
Kayu yang dilelang terdiri  dari tiga kelompok mutu dan  dilelang per kaveling bukan  per m3. Misalnya, salah satu  kaveling kayu jati kelompok  mutu lokal dengan volume  1,269 m3 dilelang dengan harga Rp 3,25 juta. Sementara  satu kaveling kayu jati mutu  lokal kedua dengan volume  1,82 m3 dilelang dengan harga  Rp 4,6juta.
Aldo memberi contoh lain  yang menyebabkan lelang  kayu sepi peminat, meski harga kayu jati dari Jawa Barat  lebih murah jika dibandingkan  harga kayu dari Jawa Timur.  Rupanya pembeli kayu di Jabar belum terbiasa dengan lelang online. Bahkan, menurut  Aldo, ada pembeli yang takut  mengikuti lelang lelang kayu  secara online.
Apalagi, untuk mengikuti  lelang di iPasar, calon pembeli harus menyetor dana deposit dulu ke PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) minimal  Rp 10 juta. Dana itu untuk  pembayaran saat transaksi,  sebab iPasar tidak menerima  pembayaran langsung dari  pembeli. “Pembeli dari Jabar  belum percaya dengan mekanisme ini,” jelas Aldo.
Aldo bilang, kemungkinan, lelang yang dilakukan iPasar masih asing, karena selama  ini, sosialisasi lelang online baru dilakukan di wilayah  Perhutani Unit II di Bojonegoro, Jawa Timur. Soalnya, dana  yang ada terbatas.
Kendati demikian, sebagai  penarik minat pembeli, iPasar  berencana meningkatkan sosialisasi di Jabar pada pertengahan tahun ini. Adapun  yang menjadi target sosialisasi adalah kalangan industri  mebel, pedagang kayu, juga  perajin mebel yang ada di  Jawa Barat. “Karena itu, kami  optimistis di bulan mendatang  lelang kayu dari Perhutani  Unit III bisa ramai,” imbuh  Aldo.
Menurut Sudaryana, Manajer Pemasaran Perhutani  Unit III Jawa Barat, perusahaannya masih terus menunggu  kalau-kalau akan ada transaksi hingga bulan depan. Jika  dalam bulan depan kayu jati  itu tak terjual, perusahaannya  akan menarik kayu itu dan  akan melelangnya secara tradisional. “Kalau kayu itu dibiarkan tidak laku, kami khawatir kualitas kayu itu turun, ” kata Sudaryana.
Seperti Aldo, Sudaryana mengakui bahwa banyak pelanggan kayu Perhutani Unit III yang belum familier dengan  transaksi online iPasar. Banyak pelanggan merasa nyaman melakukan lelang secara  fisik, yaitu lelang yang berlangsung di Perhutani dengan cara mentransfer uang pembelian langsung melalui bank.  “Ini yang menghambat lelang  di iPasar,” jelas Sudaryana.
Saat ini, persediaan kayu  jati bundar di Perhutani Unit  III mencapai 6.000 m3. Kayu  tersebut siap dijual secara lelang tradisional maupun secara online. Biasanya, pembeli  kayu tersebut adalah pedagang (broker) yang biasa memasok kayu kepada perajin  mebel di Jepara.
Nama Media : KONTAN
Tanggal        : Kamis, 14 April 2011
Penulis         : Veri Nurhansyah Tragistina
TONE           : NETRAL