NGANJUK, PERHUTANI (12/06/2019) | Bermula dari iseng dan mencoba-coba beternak kambing etawa 21 tahun yang lalu, kini salah satu anggota dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Unggul Desa Sumberurip, Berbek Nganjuk dibawah binaan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk sukses menjadi peternak kambing etawa.

Saat ditemui di rumahnya pada Selasa (11/6) Mujiono menceritakan perjalanan usahanya kepada tim Komunikasi Perhutani KPH Nganjuk, bahwa dari insting bisnis yang penuh dengan perhitungan dia memberanikan diri mengembangkan usahanya dengan membangun kandang permanen, dan memperbanyak kambing etawa yang dipelihara. “Awalnya sih hanya empat kambing betina dan satu pejantan”, tuturnya.

Kini Mujiono menjadi pionir dalam ternak kambing etawa,  tidak hanya disekitar tempat tinggalnya, tetapi sudah terkenal hingga di tingkat Kabupaten Nganjuk. Dengan empat kandang permanen dengan kapasitas 500 ekor kambing, Mujiono memiliki koleksi kambing bukan hanya etawa saja, namun ada juga jenis kambing lain seperti kambing sanen, kambing boor, domba garut, kambing savera, kambing marino, kambing jawa  randu  dan domba lokal.

Agar tetap survive, Mujiono menerapkan beberapa model usaha mulai dari beternak kambing untuk pedaging, beternak kambing untuk bakalan dan ternak kambing untuk kontes. Harga kambingnya juga berbeda-beda, untuk pedaging dia menjual dengan harga kisaran Rp 1,5-2 juta, sedang untuk kambing bakalan dia menjual antara Rp 2,5-3,5 juta dan kambing untuk kontes dia menjual dengan harga Rp 15-25 juta juga selain hasil penjualan kambing pendapatan juga datang dari penjualan susu etawa dan kotoranya untuk pupuk organik.

Bagi Mujiono kesuksesan  yang sudah di raihnya, berharap bisa diikuti oleh peternak atau calon peternak lainnya. Mujiono siap membagikan ilmunya tentang beternak kambing etawa. Bersedia diundang untuk memberikan training maupun menerima kunjungan dari tamu yang ingin study banding atau magang. Bahkan Mujiono juga menyediakan paket ternak berupa satu kandang permanen  dengan 10 kambing  betina dan satu pejantan seharga Rp 15 juta ditambah garansi serta pendampingan darinya.

Ketua LMDH Jati Unggul yang sekaligus Kepala Desa Sumberurip Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk Pantoyo mengatakan bahwa usaha anggotanya telah mengangkat nama LMDH Jati Unggul sekaligus mengenalkan Desa Sumberurip lebih dikenal oleh masyarakat luar berkat usaha ternak Kambing Etawanya.

Menanggapi usaha anggota LMDH Jati Unggul tentang kesuksesan ternak kambing Etawa ini, Administratur KPH Nganjuk Bambang Cahyo Purnomo sangat  mengapresiasi dan berharap usaha tersebut dapat dipertahankan dan dikembangkan.

“Saya berharap kegiatan Mujiono tersebut bisa mengisnpirasi LMDH lainnya di wilayah KPH Nganjuk karena usaha ternak kambing sangat menjanjikan”, ujarnya. Dia juga menyampaikan bahwa lahan-lahan di dalam kawasan hutan bisa dikembangkan untuk hijauan makanan ternak (HMT) sehingga tidak menjadi hambatan dalam penyediaan pakan ternak.

“Bahkan untuk LMDH yang kesulitan permodalan Perhutani KPH Nganjuk juga menyiapkan bantuan modal dari Program Kemitran  yang bisa diakses oleh LMDH dengan bunga ringan dan jangka waktu pengembalian tiga tahun, LMDH Jati Unggul sudah mengakses program Kemitraan (PK) mulai tahun 2005 sebesar 4 juta, tahun 2007 sebesar 15 juta dan tahun 2016 sebesar 20 juta”, tutup Bambang. (Kom-PHT/Ngj/Srlt)

 
Editor : Ywn
Copyright©2019