BUMN dan BUMD se-Madura melakukan penanaman 1.000 pohon di Desa Panyepan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Kamis pagi.

Kegiatan bertema “Hijaukan Madura Lestari” ini merupakan salah satu upaya BUMN dan BUMD di Pulau Garam Madura untuk mengurangi dampak pemanasan global.

“Hari ini merupakan peluncuran program gerakan BUMN/BUMD Peduli Madura Hijau dan selanjutnya program penanaman ini akan dilakukan secara berkelanjutan,” kata Humas Perum Perhutani Pamekasan, Suhartono.

Penanaman 1.000 pohon dalam program Madura Hijau ini melibatkan berbagai pihak dari empat kabupaten di Pulau Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Selain dari unsur pemerintahan dan BUMN/BUMD, penanaman 1.000 pohon ini juga melibatkan sejumlah kelompok tani dan aktivis pramuka, tokoh masyarakat dan ulama se-Madura.

“Luas lahan yang akan kita tanami pohon di Desa Panyepen itu sekitar 10 hektare dengan jenis pohon kemiri sunan,” kata Suhartono menjelaskan.

Program penanaman pohon yang dicanangkan oleh Perum Perhutani bersama Bakorwil 4 Pamekasan ini sekaligus untuk mengurangi lahan kritis yang ada di Pulau Madura.

Saat ini seluas 213.454 hektare lebih lahan di Pulau Madura kini dalam kondisi kritis, dan perlu dilakukan penghijauan.

Menurut Kepala Administratur KPH Perhutani Pamekasan Murgunadi, luas lahan kritis di Pulau Madura ini kurang lebih sepertiga dari luas lahan kritis di Jawa Timur.

Salah satu penyebabnya, karena pengaruh curah hujan yang hanya dalam kisaran antara 1.500 hingga 2.000 mm/tahun, sehingga jika kemarau tiba, maka suhu sangat terasa panas, gersang kecokelatan dan kekurangan air.

“Oleh karenanya, kami memandang perlu adanya gerakan penghijauan yang dilakukan di Pulau Madura, sehingga kondisi Madura tidak lagi terasa gersang,” kata Murgunadi menjelaskan.

“Pohon yang kami ini adalah jenis tanaman yang tahan kekeringan, serta mampu mengikat air tanah dan memberikan nilai ekonomis yang cukup baik,” paparnya. (*)

Penulis : Abd Aziz/Editor : Farocha
antarajatim.com//Kamis, 07 Mar 2013 08:50:29