MALANG-POST.COM (16/04/2019) | Coban Bidadari merupakan salah satu destinasi wisata di wilayah Kecamatan Poncokusumo. Dikelola Perhutani, Coban Bidadari itu memiliki pemandangan alam yang luar biasa. Selain air terjun, tempat wisata yang terletak di Jalan Raya Gubugklakah, Desa Gubukklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ini, pengunjungnya juga dapat menikmati panorama pegunungan. Lantaran itulah, tempat wisata inipun banyak dikunjungi wisatawan. “Setiap hari selalu ada wisatawan yang datang. Apalagi hari libur, jumlahnya bisa ratusan,” kata Sony Febri, petugas RPH Tumpang.

Sony menguraikan, Coban Bidadari mulai dikelola sejak tahun 2017 lalu. Awalnya petugas yang melakukan patroli di wilayah tersebut melihat adanya potensi, di Coban Bidadari. Seketika itu, petugas memiliki ide, untuk mengembangkan wisata di sana. Dan ide itu mendapat dukungan dari Kepala Perhutani KPH Malang, saat itu.

“Kami didukung oleh LMDH (Lembaga Masyarakat Desa hutan) kemudian mulai mengerjakan Coban Bidadari sebagai area wisata, dengan menambah fasilitas di area itu,” ungkapnya.

Sony menyebutkan, tambahan fasilitas di Coban Bidadari adalah adanya spot foto selfie. Ada empat spot foto selfie yang dipasang di area tersebut. Semuanya dibuat dan dirancang dengan sepenuh hati. “Waktu itu trenya kan foto-foto selfie. Jadi wisatawan datang bisa berselfie ria. Sehingga kami pun memberikan fasilitas itu,” ungkapnya.

Tapi dari sekian spot itu, paling favorit adalah ayunan. Menurut Sony, untuk naik ayunan ini, pengunjung tak sekadar ingin mendapatkan foto yang keren, dengan pemandangan air terjun di depannya. Tapi dengan ayunan ini, pengunjung juga diajak untuk uji nyali.

“Ayunan ini dibangun di atas tebing setinggi 12 meter. Tapi tidak perlu kawatir, karena selain kayunya kuat, dengan tali double, juga ada sabuk pengaman,” katanya.

Selain itu ada spot foto frame yang ada di puncak Coban Bidadari. Spot foto itu, kata Sony juga favorit, karena banyak digunakan warga untuk mengabadikan gambar. “Nah kalau yang disitu ada fasilitas hamooks. Warga yang ingin istrirahat bisa naik hamooks, sambil selfie-selfie atau sekadar tiduran,” tambahnya.

Seiring dengan terus dikenalnya Coban Bidadari, Sony dan warga pun terus melakukan pengembangan. Bahkan dalam waktu dekat, tim pihaknya akan menambah jumlah spot foto. Sehingga saat wisatawan melakukan kunjungan, mereka pun bisa memiliki kenangan.

“Selain itu kami juga sedang mengusulkan untuk pembangunan infrastruktur, berupa pavingisasi. Tujuannya, agar wisatawan yang datang tidak kesulitan,” tambahnya.

Dia mengakui, berada di lereng Gunung Bromo, track menuju Coban Bidadari memang lumayan sulit. lebih-lebih saat musim penghujan. Jalan setapak yang ada di lokasi tersebut akan sangat licin, dan sulit bagi pengunjung untuk bisa sampai ke area coban.

“Sebagai pengelola, kami memiliki niat untuk mengembangkan. Salah satunya ingin membangun jalan. Ya minimal warga yang berkunjung tidak kesulitan, dan mereka bisa merasa nyaman,” ungkapnya.

Dan yang lebih penting lagi, urai Sony biaya masuk di Coban Bidadari relatif sangat murah. Sehingga saat ada rombongan atau keluarga datang, dipastikan tak akan menguras kantong. Menurut pria 39 tahun ini, harga tiket ke Coban Bidadari ada dua kategori. Untuk wisatawan lokal harga tiketnya Rp 10 ribu. Sedangkan wisatawan mancanegara harga tiketnya Rp 15 ribu. “Murah kan,” tandasnya sembari tersenyum.

Sumber : malang-post.com

Tanggal : 16 April 2019