Oleh Rika Theo – Sabtu, 05 Januari 2013 | 16:08 WIB | Sumber Tribunnews

JAKARTA. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalin kerja sama dengan PT Sidomuncul untuk memanfaatkan produksi kawasan hutan milik PT Perhutani Unit I Jawa Tengah. Di sela-sela hutan milik Perhutani akan ditanam ‘empon-empon’ (rempah-rempah) semisal jahe ataupun kunyit. Lalu hasilnya akan dikirim sebagai bahan baku jamu.

“Kemarin saya muter di Randublatung, Blora. Di sana saya melihat Perhutani mencoba menanam temu lawak 5 hektare. Terus saya tanya, kenapa temulawak? Tidak jahe? Mereka jawab pasarnya tidak jelas,” kata Dahlan Iskan di agrowisata PT Sido Muncul jl Soekarno Hatta, Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (5/1/2013).
Saat itu, pihaknya langsung terbersit ide untuk menawarkan ‘empon-empon’ itu ke pabrik jamu. Ternyata pihak PT Sido Muncul menyambut rencananya itu, dan bersedia membeli panen petani lokal sebagai bahan baku.
Sebagai ujicoba, pihaknya akan memanfaatkan 5 hektare kawasan hutan milik Perhutani di Blora. Pemilihan tempat itu selain karena luasan hutan di Blora besar, juga agar perekonomian warga sekitar meningkat.
“Saya minta tahun depan, katanya malah langsung mau minggu depan dibeli,” ucap Dahlan.
Kepala Unit I Perhutani Jawa Tengah, Teguh Hadi Siswono mengatakan luasan hutan di Blora mencapai 32 ribu hektare. Untuk ujicoba penanaman empon-empon (rempah-rempah) sekitar 300 hektare hingga 500 hektare. Yang sudah jadi sekitar 5 hektare.
Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan pihaknya akan segera membeli jahe ataupun kunyit hasil panen. Namun untuk tahap awal tidak semuanya, mungkin dari panen lima ton, pihaknya akan membeli separuhnya.
Diakuinya, bahan baku yang dibutuhkan oleh pihaknya adalah jahe dan kunyit. Irwan tidak serta merta menggunakan, namun akan dipilah yang sesuai standarisasi. Pihaknya juga akan melakukan pendampingan.
“Nanti di Blora ada tanah kosong, warga menanam di sana. Kami nanti beli sesuai HPP dan profit,” katanya. (bbb / Tribunnews.com)