BANDUNG, PERHUTANI (09/06/2024) | Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) bersama PT Agro Tekno Indo (Hejotekno) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait kerja sama optimalisasi pemanfaatan hasil hutan, bertempat di Bandung, pada hari Kamis (06/06).
Hadir pada kegiatan tersebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perhutani Divre Janten Yudha Suswardhanto, didampingi Kepala Departemen Pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) dan Produksi Perhutani Divre Janten Agus Yulianto beserta jajaran, Chief Executive Officer PT Agro Tekno Indo (Hejotekno) Betha Kurniawan, Direktur Utama PT Agro Tekno Indo (Hejotekno) Erick Muhammad Nandar, serta para hadirin lainnya.
Dalam kesempatannya, Yudha mengungkapkan bahwa kerja sama antara Perhutani Divre Janten dengan PT Agro Tekno Indo (Hejotekno) terkait optimalisasi pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), dan Silvopastura untuk diolah menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Selama ini limbah kayu pinus dari proses quare mencapai 20%, dan volumenya bisa mencapai dua kali lipat. Potensi ini dapat dimaksimalkan melalui kerja sama dengan Hejotekno untuk memanfaatkan tegakan pinus secara optimal, yang bernilai ekonomi baik bagi Perhutani, Hejotekno, dan masyarakat desa sekitar hutan,” jelasnya.
Betha pun menyampaikan bahwa perusahaan mereka telah menjalankan inisiatif ini sejak awal tahun 2024 untuk menawarkan potensi EBT di Indonesia. Beliau menyatakan bahwa mereka memiliki kapasitas 1 juta ton per tahun, namun menghadapi kelemahan dalam pasokan. Oleh karena itu, mereka membuka kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Perhutani, dalam hal pasokan bahan baku EBT.
“Harapannya, kita memiliki satu misi dan visi, yaitu konsep pemberdayaan. Kami ingin melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat desa hutan. Kami akan mengikuti peraturan tanpa merusak alam. Saya yakin kerja sama ini akan memberikan manfaat bagi banyak orang,” tambahnya.(Kom-pht/DivreJanten/Ga)
Editor : EM
Copyright©2024