MANTINGAN, PERHUTANI (18/02/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan menjalin kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali dalam penggunaan jalan alur D dengan luas 2,78 hektar dan panjang sekitar 0,6 km yang masuk wilayah Desa Kalinanas dan Desa Gaplokan, Kabupaten Blora. Penggunaan alur D ini ditujukan untuk menunjang kelancaran muat bongkar kendaraan proyek dalam rangka pembangunan Waduk  Randugunting, Kamis (17/02).

Administratur KPH Mantingan, Widodo Budi Santoso mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mensukseskan program pemerintah yakni pembuatan Waduk Randugunting yang terletak di Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.

“Demi kelancaran pembangunan, Perhutani bersama dengan BBWS Pemali menjalin kerjasama penggunaan Alur D untuk kelancaran muat bongkar kendaraan proyek pembangunan Bendungan Randugunting,” jelas dia.

Lahan hutan produksi KPH Mantingan yang terkena pembangunan Bendungan Randugunting seluas 204,983 hektar.

“Namun demikian, kerjasama yang dibangun selain menguntungkan segenap pihak, juga dalam rangka membangun sinergitas Perhutani dengan stakeholder lain. Lewat pembangunan waduk dan bendungan Randugunting, nantinya akan sangat bermanfaat dalam pembangunan kehutanan dan sistem irigasi bagi masyarakat sekitar,” tambah Widodo.

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) I Gusti Carya A.B mengapresiasi Perhutani KPH Mantingan yang memberikan akses dan jalan alur D untuk mendukung kegiatan pembangunan waduk.

“Pembangunan alur D juga akan meningkatkan kelancaran angkutan hasil bumi dari pedesaan ke perkotaan dan juga impact positif pada pertumbuhan ekonomi di desa yang akan makin subur. Dengan demikian jalur-jalur yang berlubang dan jalan yang tidak layak nanti kita perbaiki untuk jalur angkutan proyek sehingga tidak membahayakan truk yang akan melewati alur  D ini,” ungkapnya.

Gusti juga berpesan kepada masyarakat sekitar waduk agar dapat menjadikan lokasi waduk lebih menarik, tertata sehingga menjadi potensi destinasi wisata bagi masyarakat luar dan sekitarnya. “Tentu harus diimbangi dengan kesadaran masyarakat sekitar waduk untuk dapat menjaga kelestarian hutan agar waduk yang terbangun dapat lebih berfungsi untuk pembangunan serta pengentasan kemiskinan masyarakat desa,” tutur dia. (Kom-PHT/Mnt/Sgt)

Editor : Ywn
Copyright©2021