JAKARTA, ECONIQUE (30/05/2024) | Econique PT Perhutani Alam Wisata Risorsis (Palawi Risorsis) menghadiri sosialisasi dan penandatanganan berita acara serah terima fisik spin-off kelola bisnis wisata dari Perum Perhutani. Acara ini merupakan salah satu bagian dari restrukturisasi BUMN yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong BUMN dan anak perusahaannya lebih fokus terhadap pengelolaan bisnis inti (core) secara profesional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Aksi korporasi empowering anak perusahaan paska regrouping sebagaimana tertuang di dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Perum Perhutani tahun 2020-2024 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2024, dilaksanakan dalam bentuk penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Perhutani dengan Econique Palawi Risorsis yang merupakan anak perusahaan yang fokus bisnisnya bergerak di bidang pengelolaan jasa wisata. Melalui spin-off ini, diharapkan anak perusahaan dapat mengelola bisnis dengan lebih maju dan lincah, sehingga dapat menjadi sumber pertumbuhan pendapatan bagi holding Perhutani Group.

Sebanyak 58 lokasi wisata dialihkan dalam spin-off tahap III ini menjadikan total lokasi wisata yang dikelola Econique mencapai 108 lokasi. Selama tahun 2022-2023 Econique telah melakukan beberapa terobosan dalam pengelolaan lokasi wisatanya, antara lain : implementasi gate system validator transaksi hybrid, pembayaran QRIS yang terintegrasi dengan mesin MPOS Union Wisata, transformasi lokasi wisata Punceling, Ciwidey menjadi Nimo Jungle Hotspring, dan yang masih dalam proses berupa penataan pengelolaan kawasan wisata, pengelolaan sampah terpadu 3-R, dan penataan media reklame konvensional menjadi media digital melalui penyediaan sarana LED Videotron di Wisata CIkole Estate Forest Tourism.

Dalam paparan sosialisasinya, Kepala Divisi Produksi Dadan Wahju Wardhana dan Kepala Departemen Perencanaan Strategis, Veronika Sianturi, menyampaikan landasan, regulasi, ruang lingkup, skema pengelolaan, beserta hak dan kewajiban yang harus dipedomani oleh kedua belah pihak.

“Econique berhak memanfaatkan dan mengusahakan lokasi spin-0ff untuk kegiatan bisnis, sementara Perhutani tetap berwenang dan dapat memasuki lokasi spin-off untuk melakukan kegiatan pengelolaan hutan”, tuturnya.

Acara sosialisasi dan penandatanganan berita acara serah terima spin-off tahap III untuk Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2024, Regional Jawa Timur pada tanggal 29 Mei 2024, dan untuk Regional Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2024.

Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Tedy Sumarto, menyampaikan bahwa spin-off ini adalah kebijakan strategis yang harus didukung oleh seluruh insan Perhutani Group dan diyakini akan membawa perubahan positif bagi holding.

Selanjutnya, Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Asep Dedi Mulyadi, menambahkan bahwa meskipun perusahaan akan melakukan penyesuaian terhadap  target Key Performance Index, Satuan kerja area terapan spin-off diharapkan dapat tetap secara aktif mencari embrio wisata baru untuk dikembangkan. Di sisi lain, Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Ratmanto Trimahono, juga turut mendukung penuh kebijakan strategis di tingkat korporat dan berkomitmen untuk mendampingi Econique dalam hal pelaksanaan hak dan kewajiban bersama.

Senior Executive Vice President Operasional, Maman Rosmantika, ditemui pada acara Sosialisasi lingkup Divisi Regional Jawa Barat & Banten menyampaikan bahwa “spin-off bisnis dari perusahaan induk ke anak perusahaan adalah salah satu inisiatif strategis yang sering diterapkan oleh Perusahaan untuk mencapai berbagai tujuan strategis dan operasional, di antaranya peningkatan fokus bisnis yang lebih profesional dan efektif, pengambilan keputusan lebih cepat dan lincah/agile, serta kemandirian operasional”, pungkasnya.

Terakhir, Senior Executive Vice President Pengembangan Bisnis yang merangkap Pelaksana Tugas Senior Executive Vice President SDM, Keuangan, dan Umum, Joko Sunarto, menyampaikan bahwa spin-off dapat mengarah kepada pengembangan sumber daya manusia (human capital) yang secara spesifik mengarah kepada kompetensi bidang wisata sehingga cocok dengan core bisnis kami. Selain itu, melalui  entitas yang berdiri sendiri, anak perusahaan diharapkan lebih fleksibel dan dinamis dalam mengembangkan produk atau layanan baru, serta merespons perubahan pasar dengan cepat.

Spin-off seringkali membawa harapan akan peningkatan inovasi dan pertumbuhan yang lebih cepat”, tutupnya. (Kom-PLW/HO/Gan)

Editor : Ywn

Copyright©2024