PROBOLINGGO, PERHUTANI (26/2/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo melakukan pendampingan terhadap tim Monitoring dan Evaluasi  (Monev) Wisata dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) bidang wisata yang berada di wilayah kerja KPH Probolinggo, Selasa (25/02).

Monev tersebut dilaksanakan oleh tim Dinas Kehutanan Provinsi Jatim sebanyak 4 orang dan didampingi jajaran manajemen KPH Probolinggo serta  dibantu Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) 1 orang dengan mengambil sampling pada 4 lokasi yakni, Wisata Air Terjun Madakaripura, Wisata Pantai Tampora,  Wisata Ranu Bedali dan Wisata Tirto Ageng.

Administratur KPH Probolinggo yang diwakili oleh Junior Manager Bisnis (JMB), Eko Sulistyo Wahyudi yang turut mendampingi monev tersebut menyampaikan bahwa dalam pengelolaan wisata di wilayahnya semua telah berjalan sesuai aturan yang berlaku dari dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo.

Menurut Eko dalam pengelolaan kawasan untuk wisata pihaknya sudah menjalankan aturan seperti pemungutan retribusi, asuransi bagi pengunjung, keamanan di lokasi wisata dan menyediakan sarana umum seperti toilet, area parkir, mushola, kios untuk warung maupun untuk penjual oleh-oleh.

Lebih lanjut Eko menerangkan jika dalam pengelolaan wisata pihaknya menggunakan pola sistem bagi hasil atau sharing yang sudah disepakati dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat dan Dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo.

Sementara itu Ketua Tim Monev Dinas Kehutanan Provinsi Jatim, Irena Aldianoveri mengatakan bahwa monev wisata ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan wisata yang sudah berjalan, jumlah pengunjung, besaran pendapatan serta untuk mengetahui hal-hal yang perlu pembenahan di lokasi wisata sehingga pengunjung dapat nyaman dan terpuaskan dengan pelayanan yang ada di setiap lokasi wisata.

Erina menambahkan jika perlu adanya sinergi dari semua stakeholder untuk menjadikan lokasi wisata sebagai salah satu sarana hiburan dan sebagai sumber pendapatan para pihak seperti Perhutani, LMDH dan Dinas Pariwisata.

“Yang lebih penting adalah harus tetap menjaga kelestarian kawasan hutan sebagai penopang dari obyek wisata yang di suguhkan kepada pengunjung wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri”, kata Erina.

Dari hasil monev wisata ini diperoleh kesimpulan bahwa Perhutani KPH Probolinggo dalam pengelolaan wisata dinilai sangat bagus, dimana administrasi sudah lengkap, aturan-aturan yang harus dijalankan sudah sesuai  ketentuan yang berlaku, sarana umum sudah ada dan masih terawat dengan baik serta target pendapatan sudah tercapai bahkan melebih hingga 110% dari target. (Kom-PHT/Pbo/Hh)

Editor : Ywn

Copyright©2020