PORTALJOGJA.COM ( 20/06/2021) | Wilayah Temanggung sebagian besar berada di kawasan lereng Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Wilayah Temanggung dikelilingi perbukitan dan kawasan hutan lindung.

Hutan Lindung yang ada di kawasan Temanggung di bawah pengawasan Perum Perhutani KPH Kedu utara .

Luas wilayah kerja Perum Perhutani 36.343,39 hektar tersebar di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Kendal, Semarang, Temanggung, dan Wonosobo.

Kawasan perhutani Kedu Utara ini sebagian terdiri dari hutan produksi 12.781,64 hektar dan hutan lindung 12.602,53 hektar.
Kawasan Hutan lindung di kawasan Temanggung mencapai luas 5.430,46 hektar. Dari 5.430,46 hektar ini sebagian menjadi habitat dari sejumlah hewan seperti kera hingga ribuan burung.

Rumah Bagi Ribuan Tanaman Konvensi

Sebagian besar hutan lindung di kawasan Temanggung terdiri tanaman rimba seperti dan tanaman konvensi.

Beberapa tanaman konvensi antara lain tanaman sengon, tanaman aren , nyamplung, sorgum hingga tanaman kopi.

Tanaman tersebut merupakan pengembangan tanaman penghasil bio energi dikawasan hutan lindung dan hutan produksi di Jawa Tengah.

Tanaman sejenis ini dianggap mampu membuat kawasan hutan terlindung tanah longsor, bencana erosi dan memberi nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat .

Pengembangan tanaman bio energy di kawasan hutan lindung dan hutan produksi dilakukan secara besar-besaran sejak tahun 2008 mencapai ratusan ribu bibit.

Hal ini dilakukan dikawasan hutan lindung di Desa Selosabrang ,Kecamatan Bejen .

Bibit aren salah satunya tanaman bio energy yang menghasilkan bioetanol dikembangkan di kawasan ini berjumlah puluhan ribu pohon.

Sebanyak 200.000 bibit ,2,2 juta bibit nyamplung serta Sorgum ditanam di areal 250 hektar secara bertahap selae 2- 3 tahun ke depan.

Hutan Produksi

Kawasan hutan lindung dan hutan produksi dikembangkan dengan tanaman produktif seperti tanaman sengon, nyamplung.

Selain itu, pohon aren. kolang-kaling dan Sorgum dapat menjaga cadangan air dalam tanah, batang hingga bijinya memiliki nilai ekonomi yang tinggi sekaligus sebagai hutan konservasi.

Tanaman konvensi lain yang dikembangkan di hutan lindung Temanggung adalah terong Belanda.

Tempat Budidaya Tanaman Terong Belanda

Terong Belanda merupakan jenis tanaman dataran tinggi yang dikembangkan masyarakat setempat bekerjasama dengan Perum Perhutani Temanggung dengan sistem bagi hasil.

Terong Belanda merupakan tanaman konvensi yang tidak saja melindungi hutan dari erosi tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai bahan dasar pembuat sirup,dodol hingga jenis makanan lainnya.

Pemukiman penduduk di lahan Hutan lindung

Hal yang menarik dari hutan lindung di Temanggung adalah lebih dari 7,5 hektar kawasan hutan menjadi pemukiman penduduk.

Kawasan hutan produksi seluas 7,5 hektar milik Perum Perhutani KPH Kedu Utara di Temanggung berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk.

Lahan milik Perhutani yang semula hutan pinus tersebut berada di Kecamatan Bejen menjadi pemukiman penduduk kini dihuni 52 kepala keluarga.

Tidak hanya alih fungsi menjadi pemukiman penduduk ,letak hutan lindung juga banyak ditemukan berada dekat pemukiman penduduk yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Temanggung.

Sejumlah desa yang ada di Temanggung letaknya berada dikawasan hutan lindung seperti kecamatan Tembarak.

Hutan Lindung di kawasan lereng Gunung Sumbing sebagian berada dekat pemukiman penduduk.

Lahan Hutan disulap menjadi Perkebunan Kopi

Salah satunya kawasan hutan lindung seluas 139 hektar di Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak ,Kabupaten Temanggung disulap menjadi lahan perkebunan kopi Arabia.

Perkebunan kopi Arabia yang ada di Desa Kemloka dikelola oleh Lembaga Desa Hutan Sido Makmur berada di petak 22,23 dan 24 kawasan hutan lindung .

Tanaman kopi dipandang bisa melindungi hutan dari erosi, banjir dan memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.

Budidaya kopi di kawasan hutan lindung di Desa Kemloko terus berkembang dan dikelola oleh Perum Perhutani KPH Kedu Utara.

Dengan unit usaha pengelolaan kopi bubuk
Hasil pertanian kopi Arabia tersebut dikelola oleh Perum Perhutani KPH Kedu Utara yang mempunyai unit usaha kopi bubuk.

Kopi yang terbaik di Indonesia salah satunya dari kopi Arabia Temanggung ,bahkan jenis kopi ini mampu ekspor ke Uni Eropa, Jepang dan Singapura.
Kopi jenis ini diminati masyarakat penggemar kopi disejumlah kota di Indonesia seperti Jakarta hingga Bali.

Budidaya Tembakau di lahan Hutan lindung

Sisi lain dari Hutan lindung di Temanggung kini tidak lagi nyaman dan terancam bencana tanah longsor dan erosi, karena ada sebagian lahan dikawasan ini dijadikan sebagai tempat budidaya tanaman tembakau .

Tembakau andalan daerah Temanggung ,tetapi sebagian tanam di hutan lindung membuat kawasan hutan lindung menjadi rusak.
Luas lahan hutan lindung dibawah pengawasan BKPH Temanggung seluas 5.430,46 hektar dan 278,38 hektar tanaman semusim tembakau.

Petani tembakau di Temanggung melakukan berbagai cara agar bisa menanam tembakau sebagai mata pencaharian.

Pertanian tembakau kini makin meluas tidak lagi di lahan pertanian pada umumnya tetapi telah merambah ke lahan hutan lindung.

Luas lahan pertanian tembakau hingga mencapai puluhan ribu hektar .Keadaan seperti ini dinilai merusak hutan lindung

Menanam tanaman tembakau yang mencapai ribuan hektar di lahan hutan lindung juga merusak ekosistem terutama struktur tanah .

pencabutan akar dan batang tanaman tembakau setelah panen mengakibatkan kualitas tanah turun yang nanti bisa menimbulkan erosi.

Walau dilarang menanam tanaman tembakau di hutan lindung mereka tetap menanam tembakau karena tembakau menjadi mata pencaharian utama yang sudah turun temurun dan sebagai.

Budidaya tembakau yang telah lama berkembang membuat sebagian hutan lindung yang rusak. Kemudian Perum Perhutani melakukan merehabilitasi dengan menyiapkan 94.550 bibit kopi

Pembangunan Obyek Wisata di Kawasan Hutan Lindung

Ada obyek wisata alam yang dibangun dalam kawasan lindung di Desa Kwadungan di Kecamatan Kledung Temanggung.

Masyarakat Desa Kwadungan merintis obyek wisata alam Sedadap di kawasan Perhutani Kedu Utara.

Destinasi wisata tersebut terletak di ketinggian1800 meter dari permukaan laut dengan membuat tempat kemah,offroad ,gazebo dari bambu dan melihat matahari terbit.

Obyek wisata Sedadap berjarak 4 kilometer dari jalan raya Temanggung -Wonosobo ini menawarkan pemandangan yang menarik di lereng Gunung Sindoro.

Ketika menuju lokasi pengunjung bisa membawa kendaraan roda empat dan roda dua naik menuju lokasi .Sekitar 500 meter sebelum lokasi pengunjung berjalan kaki melewati jalan setapak

Sisi lain dari hutan lindung yang ada dikawasan Temanggung sering terjadi kebakaran hutan(Karhutla) disejumlah titik di lereng Gunung Sumbing seluas kurang lebih 5,5 hektar.

Bencana Karhutla ini sering terjadi di kawasan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro hampir setiap tahunnya ketika musim kemarau datang.

Bencana Karhutla makin meluas dan masuk ke kawasan hutan lindung hingga mengancam kelestarian hutan lindung di kawasan Gunung Sumbing.

Hutan Lindung yang ada di kawasan Temanggung sebagian terbakar ini kemudian oleh masyarakat setempat.

Masyarakat yang bekerja sama dengan Perum Perhutani Temanggung melakukan reboisasi secara bertahap.

Reboisasi hutan lindung di kawasan Temanggung telah dilakukan sejak tahun 2014. tahun 2015 seluas 58 hektar di lereng Gunung Sindoro yang terbakar beberapa waktu yang lalu.***

Sumber : portaljogja.pikiran-rakyat.com

Tanggal : 20 Juni 2021