JAWAPOS.COM (9/06/2024) | Objek wisata yang terletak di jalan akses Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik dan Mojokerto tak hanya menyajikan ragam wahana untuk refreshing. Ada juga edukasi tentang seluk-beluk kayu putih, sesuai dengan namanya.

Di balik ragam keunggulan yang dimiliki, Wisata Bukit Kayoe Putih yang kini makin diminati usai Trans Jatim beroperasi. Selain berada di kawasan hutan yang cukup sepi, kontur jalan nasional itu cukup berkelok-kelok.

Namun, kini kesan itu mulai hilang. Selain kondisi jalan yang sudah representatif, pengoperasian bus Trans Jatim koridor III Kabupaten Mojokerto dan Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik besutan pemprov Jatim berdampak positif.

Administratur Perhutani KPH Mojokerto Rusydi, Jatim menjelaskan, kehadiran Trans jatim cukup mendongkrak jumlah wisatawan yang datang. “Masyarakat makin mudah berlibur,” kata Administratur Perhutani KPH Mojokerto Rusydi, Jatim.

Sebab, pengunjung bisa turun langsung di lokasi wisata. Sudah ada halte yang dibangun untuk memfasilitasi para wisatawan. Persis dengan misi awal pengoperasian awal Trans Jatim agar objek wisata di jalur itu berkembang. Sejak Trans Jatim beroperasi, antusiasme masyarakat terlihat saat libur akhir pekan.

Banyak pengunjung yang berdatangan dari luar daerah. Berbekal tiket masuk seharga Rp 10 ribu saat weekend, wisatawan bisa berkeliling di objek wisata yang edukatif, sejuk dan nyeni.

Perkembangan itu berdampak positif terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar. Kini, sudah ada lebih dari 60 orang yang terlibat dalam kegiatan wisata. Baik sebagai pedagang maupun pekerja. Pihaknya terus mengembangkan destinasi tersebut. Dari yang awalnya hanya 2,5 hektare, kini menjadi 6,9 hektare,” katanya.

Suasana asri dan sejuk langsung terasa saat memasuki area puncak Bukit Kayoe Putih. Ada tempat nongkrong yang mengasyikan. Sejumlah perabotan seperti meja, kursi, dan alas duduk yang kekinian bikin pengunjung penasaran.

Tidak sekadar makan camilan atau menyeruput kopi. Wisatawan juga bisa menikmati pemandangan yang Instagrammable dari atas sambil nongkrong. Terutama hijaunya pepohonan kayu putih yang ada sejak zaman Belanda.

“Suasananya lebih fresh. Anginnya juga mendukung untuk bersantai,” kata Arika Dwi, salah seorang pengunjung. Dia sempat berfoto dan selfie di beberapa titik.

Bukan hanya pemandangan hutan yang hijau, pengunjung juga bisa melihat keindahan tiga gunung. Yakni, Penaggungan, Welirang, dan Arjuno. Banyak yang datang untuk menikmati sunset dengan background tiga gunung tersebut.

Nuansa hijau itu masih ditambah dengan hamparan rerumputan yang terawat. Serta sederet tanaman hias yang bisa dinikmati traveler. Mulai kolam renang, wahana balon udara, pusat kuliner, hingga playground.

Dan, ini yang menjadi salah satu maskotnya, pengelola menyediakan sebuah wahana edukasi yang cukup diminati, terutama oleh anak-anak sekolah. Yaitu, edukasi tentang seluk-beluk pohon kayu putih.

Pengunjung berkesempatan belajar banyak hal tentang pohon yang satu ini. Mulai jenisnya, pertumbuhannya, sampai cara memetik tanaman kayu putih. Mereka juga diajari tentang cara membuat minyak kayu putih dengan alat sederhana.

Di balik ragam daya tariknya, kawasan ini awalnya jauh dari kata menarik. Dulu ia lebih dikenal sebagai tanah yang gersang. Yang ada hanya pohon-pohon kayu putih sejak zaman Belanda. Selain itu, di sana menjadi lokasi para penjahat beraksi.

Adalah Reynaldi Aryaputra, founder Wisata Bukit Kayoe Putih, yang menginisiasi untuk mengubah kawasan itu menjadi destinasi baru.

“Saat kuliah, saya ditugasi (kampus) untuk membuat proyek yang memberdayakan masyarakat. Sempat mencari lokasi di beberapa titik,” kata Aldi.

Pria asli Mojokerto itu lantas berkoordinasi dengan Perhutani melalui KPH Mojokerto. Dia mendapat arahan untuk mengembangkan bukit kayu putih. “Saya berpikir akan sangat menarik untuk wisata,” ujar Aldi.

Pembangunan area wisata seluas 2,5 hektare itu dimulai pada 2019. Sempat terhenti macet gara-gara pandemi Covid-19, program tersebut akhirnya tuntas pada 2021.

Kini, wisata Bukit Kayoe Putih makin ramai. Terlebih saat ini sudah dikelola dengan baik. Banyak pengunjung dari luar dan dalam kota yang menikmati wisata di perbatasan Gresik – Mojokerto tersebut. (han)

Sumber : jawapos.com