MOJOKERTO, PERHUTANI (09/07/2024) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan dan Paguyuban Budaya Wilwatikta, menggelar acara Pagelaran Budaya di Gunung Ratu untuk memperingati tanggap warsa 1 Suro 1958 Jawa (2024 M). Acara ini diadakan di Makam Nyai Andong Sari, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang, yang terletak di wilayah hutan Petak 27 G, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Blawi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngimbang, masuk Hutan Lindung Gunung Ratu, pada Selasa (9/7). Kegiatan ini bertujuan melestarikan budaya Jawa di wilayah Lamongan.
Makam Nyai Andong Sari di Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, memiliki sejarah penting bagi berdirinya Lamongan. Nyai Andong Sari, yang dikenal sebagai Mbah Ratu, adalah ibunda dari Maha Patih Gadjah Mada, yang berperan penting saat berdirinya Kerajaan Majapahit. Makam Nyai Andong Sari terletak di puncak bukit Gunung Ratu dengan ketinggian 100 meter.
Kepala Perhutani KPH Mojokerto, Rusydi, melalui Wakil Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Mojokerto Barat, M. Sabri Madjid, yang hadir pada acara tersebut, menyampaikan bahwa pelestarian budaya Jawa melalui tradisi suran menjadi momentum untuk introspeksi diri, menyatu dengan alam, dan meningkatkan semangat melestarikan hutan dan alam ciptaan Allah SWT. “Saya mengucapkan selamat kepada budayawan yang telah dilantik dan terima kasih atas dukungannya dalam menjaga dan melestarikan alam sekitar Gunung Ratu dengan partisipasinya dalam pembangunan hutan dan kehutanan di wilayah KPH Mojokerto,” tutur Sabri Madjid.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, yang akrab disapa Pak Yes, menyampaikan bahwa Gelar Budaya yang didahului dengan kegiatan renovasi situs Makam Mbah Ratu (Nyai Andong Sari) diharapkan akan mampu menjadikan kawasan ini tidak hanya sebagai wisata religi, namun juga mampu merepresentasikan sejarah kejayaan Nusantara yang disatukan oleh Patih Gajah Mada dalam naungan Kerajaan Majapahit.
Menurut Pak Yes, Gelar Budaya di Gunung Ratu ini merupakan momen penting bagi Kabupaten Lamongan untuk menatap masa depan yang lebih baik. Beliau berharap, ke depannya area ini menjadi kawasan yang representatif, serta akan ada kajian ilmiah yang dilakukan sebagai bukti keberadaan situs sejarah tersebut di Kabupaten Lamongan.
“Terima kasih kepada semua yang hadir dalam acara ini, kami mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan kawasan Gunung Ratu sebagai kawasan wisata yang representatif, baik dari segi religi, edukatif, budaya, maupun yang berhubungan dengan Perhutani,” tambah Pak Yes.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, juga dilaksanakan pelantikan pengurus Dewan Musyawarah Daerah Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi. (Kom-PHT/Mjk/Oke)
Editor:Lra
Copyright©2024