DETIK.COM (19/02/2025) | Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi) tengah mengembangkan padi gogo varietas Inpago 13 Fortiz yang diyakini mempunyai keunggulan tahan di lahan kering dengan potensi produksi mencapai 9 ton per hektare atau hampir dua kali lipat dibanding padi jenis biasa. Pengembangan padi varietas ini pun diharapkan bisa mendorong program pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional di masa yang akan datang.

Pengembangan padi gogo varietas Inpago 13 Fortiz ini diterapkan di lahan demplot milik Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP) Kuningan, Desa Sukamulya, Kecamatan Cigugur. Padi gogo varietas unggul yang dirilis tahun 2021 tersebut ditanam di lahan seluas 15 hektare untuk kemudian diperbanyak dan disebarluaskan ke seluruh Indonesia.

Kepala BBPSI Padi Mohammad Thamrin mengatakan, padi gogo varietas Inpago Fortis 13 ini merupakan hasil uji coba perakitan atau kawin silang padi unggul yang dihasilkan oleh tiga IP2SIP yang dimiliki yakni di Sukamandi (Subang), Muara (Bogor) dan Kuningan.

“Sejak berdiri tahun 1972, kami telah menghasilkan varietas unggul padi sebanyak 307 jenis dan hampir 90 persennya yang sekarang ditanam oleh petani di seluruh Indonesia. Dan sekarang kita menanam padi gogo varietas Inpago 13 Fortiz yang dirilis tahun 2021 lalu yang mempunyai keunggulan tahan di lahan kering dan mempunyai potensi hasil panen mencapai 9 ton, dengan rata-rata di petani mencapai 6 hingga 7 ton per hektare,” papar Thamrin saat acara Safari Makmur PT Pupuk Indonesia di Kuningan akhir pekan lalu.

Thamrin menambahkan, padi gogo jenis ini sangat cocok ditanam di lahan yang sedikit mendapatkan pasokan air seperti sawah tadah hujan dan lahan kering dataran tinggi. Sehingga ketika padi ini ditanam secara massif di seluruh Indonesia, Thamrin optimistis target Presiden Prabowo mewujudkan swasembada pangan nasional bisa segera terwujud.

“Bahkan Perhutani telah memprogramkan penanaman padi gogo varietas Inpago 13 Fortis di lahan seluas 1,8 juta hektare lahan di seputar kawasan hutan di seluruh Indonesia. Ini sangat men-support program swasembada pangan nasional ke depan,” ujar Thamrin.

Lebih lanjut Thamrin menerangkan, BBPSI Padi mempunyai tugas pokok memproduksi benih sumber untuk kemudian disebarluaskan kepada para petani di seluruh Indonesia. Sejauh ini, BBPSI Padi bisa menghasilkan bibit sumber sebanyak 200 ton per musim.

“Bahkan pada tahun 2021 kami pernah menghasilkan benih sumber sebanyak 1.700 ton sehingga bisa memenuhi kebutuhan bibit lahan sawah di seluruh Indonesia yang mencapai 7,4 juta hektare. Begitu juga dengan padi gogo varietas Inpago 13 Fortis ini selain kita produksi juga akan diperbanyak oleh mitra, swasta dan pemerintah khususnya perangkat-perangkat yang ada di seluruh Indonesia untuk selanjutnya disebarluaskan kepada para petani sehingga mereka tidak mengalami kesulitan menanam benih padi unggul tersebut,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (PSITP) Kementerian Pertanian Ladiyani Retno Widowati menambahkan, kelebihan lain dari padi gogo varietas Inpago Fortiz ini adalah kandungan nutrisinya yang cukup tinggi. Terutama kandungan zinc (Zn) dan protein yang baik untuk ibu hamil sehingga dapat mengatasi masalah stunting pada anak yang akan dilahirkan.

“Padi gogo jenis ini sangat cocok untuk daerah-daerah yang jauh dari perkotaan, produktivitasnya rendah dan akses ke sumber-sumber pangan bergizi agak sulit. Selain mempunyai kelebihan tahan di lahan kering dan mempunyai umur pendek, ternyata padi varietas ini juga mempunyai kandungan nutrisi terutama zinc dan protein yang tinggi sehingga sangat baik untuk mengatasi masalah stunting,” ujarnya.

Namun, dalam upaya memenuhi kandungan gizi pada beras harus dilakukan dengan pendekatan pemuliaan yang mengacu pada kebutuhan masyarakat akan kandungan nutrisi dari beras ini. Penambahan pupuk dan cara pengaplikasiannya dapat mempengaruhi kadar nutrisi beras yang akan dihasilkan nanti.

Berkaitan dengan itu, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh menyambut baik kehadiran padi gogo varietas Inpago 13 Fortiz dengan keunggulan tersebut dan pihaknya siap berkolaborasi untuk pengembangan dan penyebarluasannya kepada petani di seluruh Indonesia. Termasuk memberikan pendampingan bagi para petani dalam hal budidaya pertanian yang baik dan benar sehingga dapat memberikan hasil pertanian yang optimal dari sisi produktivitas, kandungan gizi maupun penghasilan bagi petani.

“Hari ini kita melakukan Safari Makmur, yang merupakan program yang diinisiasi oleh Pupuk Indonesia dan diluncurkan oleh Bapak Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir pada Agustus 2021 yang terus berlanjut sampai sekarang. Di dalamnya ada dari SHS (Sang Hyang Seri) sebagai produsen benih, ada dari Pupuk Indonesia, ada dari Himbara untuk modal keuangan, kemudian ada PSI-TP Kementerian Pertanian dan ada offtaker dari Bulog sebagai kemitraan multi-pihak. Di sini kita punya benih padi bagus yang tahan di lahan kering dengan hasil panen mencapai 9 ton, sehingga kita coba kolaborasikan bersama dengan harapan ini berhasil sehingga dapat berkontribusi pada percepatan swasembada pangan nasional,” ungkap Tri.

Lebih lanjut Tri mengatakan, budidaya pertanian yang baik dan benar sangat penting diimplementasikan oleh petani. Praktik tersebut dapat memberikan hasil pertanian yang optimal dari sisi produktivitas maupun penghasilan bagi petani.

Dalam mengimplementasikan proses budidaya yang baik dan benar, Tri Wahyudi menyampaikan, PT Pupuk Indonesia memiliki program kemitraan on-farm berbentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan yang didukung teknologi, yaitu Program Makmur. Program yang memiliki kepanjangan “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat”, merupakan sebuah ekosistem pertanian yang terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi petani dalam meningkatkan produktivitas dalam mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan.

“Melalui program Makmur petani dapat mengetahui kandungan hara tanah melalui fasilitas Mobil Uji Tanah (MUT). Tujuannya, petani memperoleh rekomendasi dosis pupuk sesuai dengan kebutuhan tanah dan tanaman yang akan ditanam, sehingga petani dapat melakukan budidaya pertanian yang baik dan benar,” ujarnya.

Sekedar informasi, di tahun 2025 ini Pupuk Indonesia memiliki target realisasi program Makmur di lahan seluas 500 ribu hektare yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dimana 200 ribu hektare khusus untuk tanaman padi dan 300 ribu hektare selebihnya adalah komoditas non padi, seperti tebu, singkong, kopi, kelapa sawit, hortikultura dan lainnya.

Kehadiran bibit padi gogo varietas terbaru ini ternyata mendapat sambutan antusias para petani penggarap lahan tadah hujan di Kabupaten Kuningan. Mereka tertarik untuk beralih bercocok tanam padi varietas Inpago 13 Fortiz yang mempunyai banyak keunggulan tersebut.

“Sebelumnya dari lahan 1 hektare sawah hasil panennya berkisar 4 hingga 5 ton, itu pun kalau pengairannya cukup. Sekarang ada Inpago 13 Fortiz katanya bisa menghasilkan sampai 9 ton dengan umur sekitar 120 hari, tentu ini menjadi kabar baik untuk kami para petani lahan kering. Meskipun tidak bisa panen dua kali setahun, tapi kalau hasilnya bisa melimpah seperti ini tentu sangat menguntungkan petani,” ujar Ahmad salah satu petani asal Desa Singkup, Kecamatan Japara.

Sumber : detik.com