RRI.CO.ID (11/04/2025) | Perum Perhutani KPH Surakarta melakukan mitigasi potensi pohon tumbang di kawasan wisata Tawangmangu, Karanganyar. Langkah mitigasi ini sebagai tindaklanjut pencegahaan, terulangnya kejadian pohon tumbang yang mengakibatkan korban jiwa di obyek wisata Sekipan, Tawangmangu, Karanganyar beberapa waktu lalu.

Administratur KPH Surakarta, Ronny Merdyanto mengatakan, proses mitigasi diawali dengan tahap inventarisir sejumlah pohon potensi tumbang. Menurut, Ronny, dalam inventarisir, akan melibatkan berbagai stake holder.

“Kita tentunya melakukan mitigasi, dengan lebih baik, karena itu kemarin, informasi pada saat kejadian itu kan, tidak ada hujan atau angin kencang, jadi kita ini melakukan inventarisir kalau ada pohon sekira membahayakan, atau apa, agar kita bisa kita proses untuk kita lakukan penebangan,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (11/4/2025).

“Tapi karena itu di kawasan hutan lindung, jadi perlu perlakuan khusus, karena pohon itu yang akan ditebang itu, tidak boleh dikeluarkan dari kawasan hutan, dan tidak boleh diperjual belikan.”

Ronny mengatakan, langkah mitigasi telah dilakukan di 2 titik kawasan wisata, yakni bukit Mongkrang, dan wisata Lawu Park. Dalam, tindakan mitigasi itu, pihaknya menggandeng stakeholder seperti, Forkompimca, BPBD, dan Lsm, sebelum melakukan pemangkasan pohon yang berpotensi tumbang di kawasan wisata.

“Lha disana kami bersama-sama menandatangani berita acara, menyatakan kebenaran itu semua. Habis itu, pohon kami tebang dan kami amankan atau kami tata dilokasi yang tidak membahayakan lagi. Jadi tidak bisa juga serta merta langsung di tebang sendiri, karena memang ketentuan bunyinya seperti itu, mau gak mau tertib seperti itu,” ucapnya.

Disisi lain, Ronny menuturkan, dari hasil investigasi Perhutani, kejadian pohon tumbang di kawasan wisata Sekipan diluar dugaan. Mengingiat kondisi pohon bagian bawah masih berdiri 8 sampai 10 meter. Sedangkan, pohon yang tumbang pada bagian tengah ke atas.

“Memang diluar dugaan, karena itu patahnya di tengah-tengah, jadi masih ada pohon yang berdiri, sekitar 8-10 meter. Kalau kasat mata lurus sesuai pandangan kita itu gak terlihat, wong pohonnya gak miring, jadi ya memang diluar dugaan,” ujarnya.

“Kalau kita lihat di bagian bawah pohon masih lurus tegak berdiri, tapi kalau kami duga, diatasnya itu pasti lapuk, kemungkinan, atau paling tidak menuju lapuk. maka kami juga heran, bisa patah seperti itu.”

Saat ini, lanjut Ronny, Perum Perhutani KPH Surakarta bersama pengelola obyek wisata Sekipan tengah berupaya membantu mempercepat proses pencairan asuransi. Harapannya, dapat sedikit membantu keluarga korban.

“Dari pengelola wisata sudah memberi santunan, dan ini sudah di cover asuransi. Ini kami bersama pengelola wisata membantu agar proses asuransi cepat cair. Hasil komunikasi, kalau kemarin untuk santunan kematian sekitar 12,5 juta dari asuransi Amanah Kita Bisa,” ujarnya

“Secara umum, para pengunjung itu sudah langsung dapet asuransi, ada asuransi kecelakaan, dan asuransi jiwa, kebetulan yang saya sebutkan adalah asuransi jiwa.”

Ronny berharap, dengan langkah mitigasi pencegahan, akan meminimalisir gangguan kenyamaman dan keamanan kawasan wisata di bawah naungan Perum Perhutani KPH Surakarta.

“Kita pastikan, hal-hal menggangu kenyamanan, keamanan dan kebersihan itu dapat kita minimalisir. Kalau dari data kami, ada sekitar 10 hingga 11 obyek wisata yang ada di kelola Perhutani KPH Surakarta,” ujarnya.

Sumber : rri.co.id