DETIK.COM (29/05/2024) |Gunung Sawal merupakan satu-satunya gunung tertinggi dan terluas yang ada di Kabupaten Ciamis. Selain dihuni satwa langka yang dilindungi, di dalamnya juga memiliki banyak misteri yang menarik untuk di bahas. Seperti adanya benteng tembok panjang yang membentang hingga belasan kilometer.
Bagi yang suka mendaki Gunung Sawal, tentunya sudah tidak asing dengan benteng tembok itu. Tembok itu berada di tengah jalur pendakian yang membentang di 3 blok dari Desa Cipaku, Desa Bangbayang dan Desa Sukawening, Kecamatan Cipaku.
Tembok tersebut konon memiliki panjang sekitar 12 kilometer dengan ketinggian sekitar lebih dari 1 meter dan lebar sekitar 50 sentimeter. Pantauan detikJabar, tembok itu nampak masih kokoh dan diselimuti oleh tumbuhan lumut hijau.
Dedi Ardi, Kuncen Gunung Sawal yang juga pensiunan Polhut (BKSDA) menjelaskan, tebing tembok itu dibangun sekitar tahun 80-an. Pembangunan benteng itu bukan tanpa alasan, tapi memiliki fungsi yang sangat vital.
“Benteng ini dibangun tepat di batas antara lahan hutan warga dengan Perhutani dan suaka margasatwa Gunung Sawal. Dibangun tahun 82 kalau tidak salah,” ujar Dedi, kepada detikJabar, Selasa (28/5/2024).
Pria yang bertugas selama 27 tahun sebagai polisi hutan di Gunung Sawal ini bercerita, dulu banyak hewan hama seperti babi hutan turun ke permukiman warga. Hewan itu sangat meresahkan masyarakat karena merusak tanaman. Masyarakat pun khawatir hewan itu menyerang manusia.
Untuk mengatasi hal itu, masyarakat pun kompak memutuskan untuk membangun benteng tembok. Tujuannya untuk mencegah hewan atau satwa masuk ke permukiman warga. Meski jarak permukiman warga dengan kaki gunung cukup jauh.
“Panjangnya 12 kilometer dari Desa Cipaku, Desa Bangbayang dan Sukawening,” ungkapnya.
Selama proses pembangunan, seluruh masyarakat dari berbagai kalangan terutama yang berada di kaki gunung bergotong-royong. Mereka antusias membangun benteng pembatas itu. Sedangkan kaum perempuan menyediakan makanan untuk warga yang membangun benteng.
“Pokoknya masyarakat bergotong-royong semua kompak membangun tembok ini. Alhamdulillah kondisi aman, hewan tidak lagi turun gunung ke permukiman warga,” kata Dedi Ardi.
Sementara itu, Kepala Desa Sukawening Hendi Hermawan membenarkan adanya tebing tembok yang panjang di Gunung Sawal. Fungsinya untuk mencegah adanya satwa yang turun gunung.
“Benar, dulu pada massanya pernah viral. Itu benteng pembatas hama, sekaligus batas wilayah antara Perhutani dengan hutan masyarakat,” katanya.
Pembangunan benteng itu sudah cukup lama dan sudah beberapa kali berganti kepala desa. Dibangun melalui program pemerintah untuk membangun fasilitas umum, kemudian dikerjakan masyarakat secara gotong royong.
Pembangunan dari membawa material ke gunung kemudian dibangun bersama-sama.
“Dulu batasnya itu kan parit, kemudian dibangun benteng. Untuk panjangnya kurang tahu, tapi yang ada di Desa Sukawening memang sampai beberapa kilometer,” pungkasnya. (yum/yum)
Sumber : detik.com