CEPU, PERHUTANI (10/11/2022) | Perhutani Forestry Institute (PeFI) menerima kunjungan Dinas Kebudayaan Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda Prov D.I.Y) dalam rangka memperoleh informasi terkait pengelolaan tanaman/kayu jati di Perhutani, bertempat di Gedung Aula Grha Wanayasa, Departemen Riset & Inovasi, Perhutani Forestry Institute, Rabu (08/11).
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Departemen Riset dan Inovasi, Tenaga Pengajar, Kepala Seksi Utama Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan Departemen Learning Center, KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Cepu, Kepala Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya serta seluruh peserta sebanyak 55 orang yang terdiri dari Pendamping Pemugaran Warisan Budaya, Arkeolog, dan Konservator dari Dinas Kebudayaan Pemda Prov. D.I.Y.
Pada pelaksanaannya, kunjungan tersebut mendatangi beberapa lokasi seperti : Departemen Riset & Inovasi, Tempat Pengumpulan Kayu (TPK) Pasar Sore, Lokasi Teresan pada salah satu petak di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kemuning, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cabak KPH Cepu, kemudian diakhiri dengan kunjungan pada Heritage Loco Tour KPH Cepu.
Dalam kesempatannya mewakili Kepala Perhutani Forestry Institute, Zeni Zainal Muis selaku Tenaga Pengajar PeFI turut memberikan respon positif serta memberikan penjelasan singkat mengenai rundown kegiatan kunjungan tersebut.
“Seperti yang diketahui, terdapat beberapa tahapan dalam pengelolaan tanaman jati di Perhutani seperti proses persemaian, penanaman, perawatan, penebangan, pengolahan hingga pemasaran. Maka dari itu nantinya para pengunjung akan diajak berkunjung pada beberapa lokasi untuk mempelajari serta mengamati proses pengelolaan kayu jati secara langsung. Harapannya semoga dengan dilaksanakannya kunjungan kali ini mampu memberikan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka,” tuturnya.
Sementara itu, Marendra Mikaton selaku Kepala Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya dari Dinas Kebudayaan Pemda D.I.Y turut menyampaikan tujuan dilaksanakannya kegiatan kunjungan kali ini.
“Tujuan dilaksanakannya kunjungan ini ialah untuk menggali informasi dan pengetahuan terkait pengelolaan kayu jati terutama dalam hal pembibitan hingga proses produksi kayu. Hal ini dikarenakan bangunan cagar budaya terutama bangunan tradisional Jawa di Yogyakarta, rata-rata memanfaatkan kayu jati. Maka dari itu semoga kunjungan kali ini mampu memberikan pengetahuan, informasi serta meningkatkan kualitas pemugaran yang dilakukan oleh para pendamping serta arkeolog,” ungkapnya. (Kom/PeFI/Rb)
Editor : Ywn
Copyright©2022