Jakarta (ANTARA News) – Perum Perhutani dan Yayasan Owa Jawa (YOJ) melepasliarkan empat owa jawa (Hylobates moloch) ke habitat alami di kawasan Puntang, hutan lindung Gunung Malabar, Bandung, Jawa Barat.
Owa jawa bernama Bombom (betina), Jowo (jantan), Yani (betina) dan Yudi (jantan) itu merupakan hewan peliharaan masyarakat yang sudah menjalani rehabilitasi selama enam tahun di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa di Resort Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan pemilihan lokasi pelepasliaran dilakukan berdasarkan serangkaian survei kelayakan habitat untuk memastikan ketersediaan pohon pakan dan keamanan owa jawa.
Pelepasliaran owa jawa itu merupakan bagian dari upaya konservasi owa jawa dan pemeliharaan hutan lindung di Gunung Malabar.
“Konservasi owa jawa juga dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas kawasan hutan lindung dengan pengembangan spesies liar sehingga keseimbangan ekosistem dapat terjaga,” katanya.
Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa Noviar Andayani menggarisbawahi bahwa upaya konservasi primata, khususnya owa jawa, tidak mudah karena habitatnya sudah banyak yang hilang akibat pembukaan hutan untuk berbagai kepentingan.
Selain itu owa jawa kerap ditangkap untuk diperjualbelikan.
Organisasi konservasi (International Union for Conservation of Nature/IUCN) memasukkan owa jawa ke dalam kategori spesies terancam punah dengan peluang kepunahan 50 persen.
Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center/JGC) telah menerima 30 owa jawa dari masyarakat.
Owa jawa-owa jawa itu menjalani pemulihan kesehatan dan pengembalian perilaku alami setelah dipelihara manusia dalam kandang.
Sebagian besar owa jawa yang pernah menjadi hewan peliharaan bahkan tidak mampu mengeluarkan nyanyian panjang saat pertama kali tiba di JGC, padahal kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk menandai daerah tempat tinggalnya di alam.
Kemampuan bersuara, bergerak di atas pohon, dan bersosialisasi dengan owa jawa lain yang hilang juga dipulihkan lagi.
Editor: Maryati