Dok.Kom-PHT/Pwd
PURWODADI, PERHUTANI (19/12/2015) | Perum Perhutani merupakan BUMN yang mendukung program kedaulatan pangan nasional melalui hasil pangan di dalam kawasan hutan salah satunya hutan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi seluas 19.636,5 ha, di tanam jagung sistim tumpangsari seluas 2.353,0 Ha atau 11,6% dengan rata-rata produksi jagung 6 Ton/Ha per tahun pada 2015.
Pasca panen jagung menentukan kualitas dan kuantitas produksinya. Kesalahan penanganan dapat merugikan nilai ekonomi produk, karena itu penanganan secara benar perlu diprioritaskan dalam proses produksi usahatani.
Perum Perhutani melalui KPH Purwodadi baru-baru ini mengadakan diskusi pasca panen bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk mengatasi masalah rendahnya produktivitas jagung pasca panen agar keberlanjutan program kedaulatan pangan terwujud.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pascapanen yang baik. Pengolahan pascapanen yang dilakukan yakni meningkatkan nilai jual jagung bukan hanya sebagai bahan baku, namun sampai dengan hasil siap dikonsumsi.
Perwakilan masyarakat desa yang ikutserta diskusi pasca panen jagung adalah LMDH Jurang Jero Desa Penganten, LMDH Sido Makmur Desa Prawoto, LMDH Tarub Rimba Sakti desa tarub, LMDH Godan Wana Lestari Desa Godan, LMDH Batur Wana Makmur Desa Kemadohbatur, LMDH Sida Reja Desa Taruman. (Kom-PHT/Pwd/Yuwan)
Editor: DKR
copyright©2015