Bisnis.com, SEMARANG —Penjualan kayu bundar oleh Perum Perhutani Divisi Komersial Kayu Jawa Tengah I selama semester I/2014 mencapai Rp 528 miliar atau 76% dari yang ditargetkan Rp 695 miliar dalam setahun.
General Manager Komersial Kayu Perum Perhutani Jawa Tengah I Priyadi menuturkan bisnis komersial kayu yang dikelola wilayah ini berada di empat wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung, Cepu, Purwokerto dan Pekalongan.
“Komersial kayu di Jawa Tengah bagus dengan progres pencapaian pendapatan 76% dari target tahun ini, yang di dapat dari 4 wilayah manajerial,” ujarnya ditemui Bisnis, Kamis (17/7/2014).
Pendapatan tersebut di sumbang dari penjualan kayu bundar dengan prioritas jenis kayu jati (80%) dan sisanya 20% merupakan kayu rimba seperti Kayu Pinus, Mahoni, Akasia dan lainnya.
Meski penjualan melampaui separuh target, Perhutani berharap serapan pasar terhadap setiap sortimen kayu merata baik untuk jenis kayu A1 (10-20 cm), A2 (20-30 cm) dan A3 (30-40 cm).
“A1 masih terkendala, belum banyak terserap di pasar mungkin karena mutu dan kualitasnya belum dikehendaki pasar,” lanjutnya.
Priyadi mengatakan kualitas kayu Perhutani terus dijaga dan berupaya memenuhi kebutuhan pasar. Upaya itu salah satunya melalui pemberian barcode pada balok kayu sejak produksi pemotongan awal di hutan.
Mengenai legalitas kayu pihaknya memastikan pengelolaan kayu bundar oleh Perhutani telah memenuhi asas legal dan sudah memperoleh sertifikasi sebagai bagian mandatori pemerintah.
“Sertifikasinya sudah memang kami peroleh, soal kualitas-mutu kayu produksi Perhutani ‘kan beda-beda dengan serapan sesuai dengan peruntukannya,”ujar Priyadi.
Karena itu Perhutani Jawa Tengah menyiapkan model pemasaran kayu online untuk menyasar semua kalangan melalui website penjualan khusus yang saat ini masih dalam tahap persiapan perangkat lunak dan SDM.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat, Protokoler, dan Kesekretariatan Perhutani Divisi Regional Jateng, Henhen Suhendar mengatakan total produksi kayu jati semester I/2014 di wilayah ini mencapai 71%.
“Kubikasinya 138.512 meter kubik sesuai data per Juni, karena data terus berubah posisi pertengahan Juli sudah lebih dari pencapaian itu,” ujarnya.
Sumber : www.semarang.bisnis.com
Tanggal : Jumat, 17 Juli 2014