PATI, PERHUTANI (22/04/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah mengadakan sosialisasi dalam rangka kajian serta penangkapan dan pelepasliaran Macan Tutul Jawa di lanskap Gunung Muria, Selasa (22/04).
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Balai Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Hadir dalam acara tersebut antara lain Asisten Perhutani Gajahbiru Rusyanto; perwakilan BKSDA Provinsi Jawa Tengah, Sudadi; perwakilan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Provinsi Jawa Tengah Wilayah II Pati, Anik Sri Kismiyati; Wakil Camat Keling, Sukamto; perwakilan Djarum Foundation, Jordy Samodra; perwakilan Sintas Indonesia, Erwin Wiliyanto; serta jajaran Perhutani dari BKPH Gajahbiru dan BKPH Ngarengan KPH Pati.
Administratur KPH Pati, Sukmono Edwi Susanto, melalui Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gajahbiru, Rusyanto, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang peduli terhadap upaya penyelamatan Macan Tutul Jawa di kawasan Gunung Muria. “Macan Tutul Jawa merupakan satwa dilindungi dengan status kritis, sehingga diperlukan upaya konservasi yang serius untuk menyelamatkan populasinya,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Sudadi dari BKSDA Jawa Tengah menyampaikan bahwa mitigasi konflik antara manusia dan Macan Tutul Jawa di lanskap Gunung Muria perlu melibatkan berbagai pihak. Hal ini penting mengingat kawasan Gunung Muria berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani Jawa Tengah dan berbatasan dengan 28 desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Pati, Kudus, dan Jepara.
“Pemasangan GPS collar pada Macan Tutul Jawa di lanskap Gunung Muria merupakan metode penting untuk mengetahui wilayah jelajah, kondisi habitat, serta preferensi pakannya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kembali konflik antara manusia dan Macan Tutul Jawa di masa mendatang,” pungkasnya. (Kom-PHT/Pti/Rsw)
Editor: Tri
Copyright © 2025