GARUT, PERHUTANI (23/05/2021) | Obyek wisata Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut ditinjau oleh Tim Monitoring dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Disparbud Kabupaten di lokasi wisata Kamodjan Fillage yang merupakan kerjasama antara Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sawargi dan PT Garut Wisata Mandiri, Minggu (23/05).

Kunjungan ini dihadiri Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisinis (Kasi PPB) KPH Bogor, Rully Priana beserta jajaran, Kepala Bidang Destinasi Wisata Disparbud Provinsi, Fristy Kusumastuti, Sekretaris Disparbud Garut, Ma’mun, dan mitra wisata PT Garut Wisata Mandiri, Banyu.

Tim Monitoring berkunjung dalam rangka antisipasi kunjungan wisata pasca Hari Raya Idul Fitri 1422 Hijriyah dan dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di lokasi wisata, sekaligus melakukan koordinasi dan monitoring daya tarik pengunjung wisata di Kabupaten atau Kota Garut yang diindikasikan memiliki kunjungan wisata yang tinggi di Jawa Barat.

Administratur KPH Garut melalui Rully Priana mengatakan bahwa wisata yang beroperasi ini tetap patuh pada aturan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan, dan sebanyak 9 (sembilan) lokasi destinasi wisata yang dibuka saat ini merupakan wisata yang telah dikerjasamakan dengan LMDH serta mitra wisata, selain itu diharapkan dapat membantu menggerakkan perekonomian masyarakat di samping untuk menambah pendapatan Perusahaan dari sektor non kayu.

“Penetapan Kamodjan Fillage sebagai lokasi wisata dengan indikasi pengunjung terbanyak menjadi motivasi tersendiri bagi kami dan mitra pengelola untuk terus berbenah memberikan pelayanan dan kepuasan terbaik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara,” harapnya.

Fristy Kusumastuti mengatakan bahwa Perhutani sebagai pengelola kawasan hutan sudah melaksanakan tata kelola dengan sangat baik melalui kerjasama wisata alam dan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

“Kami mendukung pembukaan wisata alam selama menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan wisata alam ini sebarannya luas sehingga pengunjung tidak berkumpul pada satu titik, sehingga tidak terjadi kerumunan,” katanya.

“Dari hasil pantauan Tim memastikan di obyek wisata ini tersedia sarana prasarana Prokes, pengunjung menggunakan masker, tidak ada kerumunan dan adanya himbauan dari petugas wisata,” ungkapnya.

Sementara itu, Ma’mun mengatakan bahwa kerjasama tersebut perlu ditingkatkan dan dikembangkan, agar wisata alam dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Garut, karena wisatawan ini akan mampir di tempat kuliner dan pusat kerajinan yang ada di wilayah Garut.

“Harapannya tidak saja wisatawan lokal, tapi dari mancanegara sehingga menjadikan Garut sebagai destinasi wisata yang diminati,” pungkasnya. (Kom-PHT/Grt/Imn)

Editor : Ywn
Copyright©2021