Perhutani PKL di Perhutani, Puluhan Mahasiswa ITB Kunjungi Hutan Alam Eyang Dalem Cager di Kuningan |

KUNINGAN, PERHUTANI (17/11/2019) | Dalam rangka Praktikum Kuliah Lapangan (PHL), sebanyak 35 orang Mahasiswa ITB (Institut Teknologi Bandung) meninjau lokasi hutan alam yang dinilai istimewa oleh masyarakat yakni makam Eyang Dalem Cager yang terletak di petak 1a seluas 12,62 Ha di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Haur Kuning, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Garawangi, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan, Sabtu (16/11).

Pada kegiatan ini turut serta Dosen Pembimbing mata kuliah Aplikasi Taksonomi Tumbuhan Program Study Rekayasa Kehutanan ITB Ichsan Suwandi, Asper (Asisten Perhutani) Garawangi Unus Yunus, dan Kepala Desa Cager Cicih Suwarsih.

Dalam penjelasan Administratur KPH Kuningan yang disampaikan melalui Asper Garawangi Unus Yunus disampaikan bahwa hutan alam Eyang Dalem Cager merupakan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi atau HCVF (High Conservation Value Forest) yang harus dijaga dan dilestarikan.

“Luas hutan alam ini adalah 12,62 Ha, semuanya masuk kriteria hutan dengan nilai konservasi tinggi. Konon warga Desa Cager dan sekitarnya juga mengenal dengan sebutan leuweung Eyang Dalem Cager karena dihutan tersebut banyak makam yang dikeramatkan salah satunya makam Eyang Dalem Cager. Untuk itu, kami minta ke masyarakat yang dekat dengan kawasan hutan tersebut agar terus memelihara dan menjaga kelestariannya,” jelasnya.

Melihat kondisi hutan alam Eyang Dalem Cager yang terjaga kelestariannnya, Dosen Pembimbing ITB Ichsan Suwandi menyatakan kekagumannya, karena masih dapat menjumpai pohon-pohon yang sudah langka. Ia pun menyatakan terimakasih kepada Perhutani Kuningan yang telah membantu terlaksananya kegiatan PKL dengan lancar.

“Hutan alam ini benar–benar istimewa, karena ekosistem alaminya sudah terfragmen. Hutan ini harus dilestarikan karena ini merupakan gudang biodiversitas dengan jenis–jenis yang masih asli dan langka keanekaragaman pepohonannya, diantaranya Saninten, Pasang, Kileho dimana jenis tersebut sudah hampir tidak ada lagi di Jawa Barat. Kami menghaturkan terima kasih pada Perhutani Kuningan yang telah membimbing kegiatan mahasiswa kami.” ungkapnya. (Kom-PHT/Kng/Dd)

Editor : Ywn