AGRO INDONESIA (19/5/2017) | Perum Perhutani, berencana untuk memulai proyek percontohan Perhutanan Sosial di Pameungpeuk, Garut. Nantinya, satu-satunya perusahaan kehutanan pelat merah itu akan mengembangkan agroforestry di areal seluas 6.652,3 hektare.

Direktur Utama Perhutani Denaldy M. Mauna menjelaskan, proyek percontohan perhutanan sosial Perhutani akan dilaksanakan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pameungpeuk.

“Masing-masing diblok Pasir Salam 1 seluas 2.681.9 hektare dan Pasir Salam 2 seluas 3.970.4 hektare,” katanya saat bertemu dengan enam pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Garut, seperti siaran pers yang diterima, Kamis (11/ 5/2017).

Nantinya anggota LMDH dapat melakukan kerjasama penanaman Albazia dengan sistem bagi hasil 7030. Sebelum tanaman albizia menghasilkan lahan hutan dapat ditanami palawija, istilahnya pola “AJALE” yaitu albizia,jagung dan kedele.

Enam pengurus LMDH yang berdiskusi dengan Denaldy berasal dari LMDH Pananjung, Putra Mandiri, Mutiara Hijau, Wana Mekar, Hutan Hijau dan LMDH Rindam selain dengan Muspika setempat.

Salah satu anggota LMDH, Ayi warga Cihaur Kuning mengaku kurang modal untuk menggarap lahan hutan, dengan Perhutanan Sosial ini ia berharap dapat bantuan modal bank dengan bunga rendah.

Denaldy juga bertemu Bupati Garut Rudi Gunawan untuk membahas rencana proyek percontohan di wilayah Garut tersebut.

Bupati Garut Rudi Gunawan menyatakan pihaknya sangat mendukung pilot project Perhutanan Sosial tersebut termasuk juga kegiatan Wisata Perhutani di Garut karena memberikan manfaat bagi warganya.

“Perhutani perlu dukungan Pemda Garut untuk kelestarian hutan, rencana pilot project Perhutanan Sosial di Pameungpeukini termasuk penataan ulang petani-petani yang akan terlibat dalam Perhutanan Sosial. Para petani nanti akan mendapat luas lahan garapan yang ekonomis, bantuan modal perbankan KUR, jaminan pasar oleh offtaker dan pembinaan teknis,” kata Denaldy.

Proyek percontohan Perhutanan Sosial Sinergi BUMN lainnya yang tengah dipersiapkan Perhutani ada di Kesatuan Pemang-kuan Hutan (KPH) Probolinggo selgas 1.500 hektare.

Sumber: Agro Indonesia, hal. 15

Tanggal: 19 Mei 2017