Rakyat Merdeka, Sorong Selatan | Perum Perhutani menyiapkan anggaran Rp 120 miliar untuk membangun pabrik sagu di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, proses pemancangan tiang pertama kontruksi pabrik sagu ini rencananya dimulai Oktober 2013. Dan akan mulai beroperasi pada oktober tahun depan.
Saat ini, kata dia, persiapan pembangunan pabrik sagu terbesar di Papua itu sedang dilakukan yang dimulai dengan pemerataan permukaan tanah dengan peralatan berat. Saat beroperasi penuh kapasitas produksi pabrik sagu ini mencapai 30.000 ton tepung per tahun.
Menurut dia, Perhutani memperoleh konsesi lahan untuk tanaman pohon sagu mencapai 16.000 hektare di sekitar lokasi pabrik. “Kita sudah dapat izin areal konsesi lahan sekitar 16.000 hektare,” ujarnya.
Untuk pembangunan pabrik ini, Perhutani menggandeng BUMN seperti PLN, dan PT Barata. PLN akan membangun pembangkit untuk memasok listrik, sedangkan Barata menyelesaikan konstruksi bangunan pabrik sagu.
“Ini proyek Merah Putih. Karena biayanya mahal maka BUMN turun tangan. Perusahaan tidak boleh rugi,” ucap Sukmananto.
Dia juga mengatakan, listrik dari pembangkit milik PLN nantinya juga dijual secara komersial. Sedangkan bahan baku pembangkit diambil dari kulit pohon sagu.
Terkait pembiayaan pabrik Perhutani mengucurkan dana mencapai Rp120 miliar. Sebesar 30 persen akan didanai dari modal sendiri, sisanya 70 persen dibiayai dari pinjaman perbankan. “Itu di luar power plant yang dibangun sendiri oleh PLN,” ujarnya.
Pembangunan pabrik sagu ini merupakan salah satu strategi BUMN menjaga ketahanan pangan nasional. Nantinya pabrik sagu ini bakal memproduksi tepung sagu dan produk turunan, yang dipasarkan di Papua dan ke seluruh Indonesia.
“Potensi tanaman sagu di Papua mencapai sekitar 1,2 juta. Belum dimanfaatkan secara maksimal,” tuturnya.(ASI)
Rakyat Merdeka | 30 September 2013 | Hal. 15