BANDUNG UTARA, PERHUTANI (22/05/2019) Dalam rangka menindaklanjuti program Perhutanan Sosial (PS) dengan skema Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) di wilayah Perum Perhutani Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara mengikuti pelatihan bersama mengenai budidaya Kopi di Mandiri University Bandung, Selasa (21/5).
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kapabilitas petani dalam budidaya tanaman kopi dan meningkatkan pengetahuan petani dalam hal penguatan kelembagaan. Ada sekitar 160 orang perwakilan dari 16 kelompok petani kopi beserta pendamping kelompok dari wilayah KPH Bandung Utara dan KPH Bandung Selatan yang hadir dalam acara tersebut.
Pelatihan ini juga melibatkan beberapa penyaji materi dari instansi seperti Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop & UKM), Perum Perhutani, Bank Mandiri, dan Pusat Penelitian (Puslit) Kopi dan Kakao Indonesia.
Perwakilan dari Direksi Perhutani Amas Wijaya selaku Ketua Project Managemen Unit PS mengatakan Komoditas budidaya pada penerima SK Program Perhutanan Sosial /Kulin KK di Jawa Barat didominasi oleh komoditas kopi, pelatihan ini diarahkan kepada 16 kelompok penerima SK PS / Kulin KK di wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
“Diharapkan para petani yang tergabung dalam pelatihan budidaya kopi ini akan mampu meningkatkan komoditinya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan sesuai dengan cita- cita mulia dari Perhutanan Sosial,” tegasnya.
Administratur KPH Bandung Utara Komarudin di tempat terpisah menyampaikan bahwa beberapa LMDH di wilayah KPH Bandung Utara yang dilibatkan dalam program pelatihan ini diantaranya LMDH Manglayang Lestari, LMDH Manglayang Hijau, LMDH Padamaju, LMDH Teguh Pamitra dan LMDH Kidang Jaya, dengan jumlah anggota keseluruhan sebanyak 896 Kepala Keluarga.
Bussines Advisor – Bank Mandiri, Tjandra Irawan mengatakan bahwa kondisi petani kopi secara umum masih mengerjakan budidaya kopi sebagai usaha sampingan yang mana hasil produksi dilakukan sendiri. Selain itu masalah yang umum terjadi adalah petani sering kali menjadi objek transfer of cost sehingga ketergantungan petani makin tinggi karena petani hanya memasok bahan baku ke perusahaan yang besar. Solusi yang harus ditempuh agar petani sejahtera adalah petani perlu bekerjasama melakukan investasi mendirikan perusahaan pengolahan produk pertaniannya agar dapat ikut menikmati nilai tambah hasil olahan produk.
“Perlunya kiat-kiat pemberdayaan petani melalui koperasi yaitu pendekatan sentra dengan mengumpulkan usaha-usaha yang sejenis dalam satu area. Pemesanan bahan baku secara bersama dalam jumlah yang besar sehingga dapat memangkas biaya dan melakukan investasi bersama dalam fasilitas pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan jual dalam jumlah besar,” ujar Tjandra. (Kom-PHT/Bdu/Ren)
Editor : Ywn
Copyright©2019