BANYUWANGI SELATAN, PERHUTANI (20/10/2024) | Dalam rangkaian acara Banyuwangi Festival (B-Fest) 2024, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan Banyuwangi Batik Festival (BBF) di lokasi wisata De Djawatan Benculuk yang dikelola oleh PT Palawi, bagian dari Perum Perhutani KPH Banyuwangi Selatan. Festival ini berlangsung selama dua hari, 18-19 Oktober 2024, dan menampilkan 60 busana batik dengan motif Jenong (motif lawas berbentuk ketupat). Karya-karya tersebut merupakan hasil kreasi 20 desainer dan pengrajin batik lokal.

Dalam sambutannya pada Sabtu (19/10), Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Banyuwangi Selatan dan PT Palawi atas dukungan penuh mereka terhadap terselenggaranya Banyuwangi Batik Festival. Ia menegaskan bahwa festival ini adalah wujud komitmen Pemkab Banyuwangi dalam menjaga keberlangsungan ekosistem batik lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif daerah. “Kami sangat mengapresiasi para pelaku dan pengrajin batik yang konsisten mengembangkan batik lokal. Ini tidak hanya mendukung ekonomi kreatif, tetapi juga melestarikan batik sebagai warisan budaya yang harus dijaga,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perhutani Banyuwangi Selatan, Wahyu Dwi Hadmojo, dalam keterangannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemkab Banyuwangi atas kepercayaan yang diberikan untuk menggunakan De Djawatan sebagai lokasi acara. “Banyuwangi Batik Festival ini merupakan ajang yang sangat penting bagi pelaku UMKM dan pengrajin batik lokal. Ini adalah bentuk dukungan dalam menjaga dan memperkuat ekosistem batik, mulai dari produksi hingga pemasaran, agar dapat bersaing di pasar nasional dan global,” kata Wahyu.

Wahyu juga menambahkan bahwa rangkaian acara BBF di De Djawatan tidak hanya menarik kunjungan wisatawan, tetapi juga mendukung pelestarian budaya lokal, peningkatan ekonomi kreatif, dan kesejahteraan masyarakat. “Acara ini sangat spektakuler dan mendapatkan antusiasme luar biasa dari ribuan pengunjung yang hadir,” ungkapnya.

Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian Kabupaten Banyuwangi, Abdul Latif, sebagai pemrakarsa acara, turut menjelaskan bahwa selain fashion show sebagai puncak acara, kegiatan lainnya juga digelar untuk meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap batik. “Kami juga menyelenggarakan lomba desain motif batik untuk kategori umum dan pelajar, lomba mencanting batik untuk pelajar, serta fashion show batik bagi pelajar,” jelasnya.

Latif menambahkan bahwa selama festival berlangsung, stand-stand khusus disediakan untuk memfasilitasi puluhan pengrajin batik dalam memasarkan produknya kepada para pengunjung. “Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga ekosistem batik agar terus lestari dan berkembang,” tutupnya. (Kom-PHT/Bws/Dik)

Editor:Lra
Copyright©2024