(dok.istimewa)AKARPADINEWS.COM | TERMINAL Gapura Surya Nusantara – Pelindo III di Tanjung Perak – Surabaya, Kamis (1/10-15) berubah jadi ajang seminar tukar pengalaman dan gagasan terbuka antara eksekutif humas dan praktisi komunikasi perusahaan BUMN dengan 3 pakar komunikasi.

Di lantai tiga terminal penumpang yang nyaman, modern, dan manusiawi itu, Presidium Forum Humas (FH) BUMN – Soesi Susetyaningsih membuka acara. Dia katakan, acara yang digelar sebagai bagian dari kegiatan PR Tanpa Batas, Trilogi Pakar Komunikasi itu merupakan ajang memperluas wawasan para anggora Forum Humas BUMN.

Kesemua itu dalam konteks upaya praktisi kehumasan dan komunikasi perusahaan BUMN, mengisi peluang besar untuk mengambil peran utama penopang perbaikan kinerja perusahaan. Khususnya, seperti pernah diungkapkan Menteri BUMN Rini M. Soemarno dalam Munas Forum Humas BUMN beberapa waktu berselang, dalam konteks menopang performa dan daya saing BUMN menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean.

Aacara tersebut menghadirkan N. Syamsuddin Ch. Haesy – wartawan utama yang mendalami imagineering dan image engineering – pendiri Akarpadi Selaras Media, Soebiakto Priosoedarsono (Biakto) – pakar branding dan pendiri Hotline Adverising, dan Agung Laksmana – Ketua Umum Perhumas. Acara yang digelar dan ditaja Pelindo 3, Inna, Jasindo, Jamkrindo, dan Petrokomia, itu tak hanya diikuti anggota Forum Humas BUMN Jawa Timur. Beberapa peserta datang dari Sumatera Utara, Riau, Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi.

Acara itu sendiri merupakan pertama kali digelar di Surabaya, sekaligus menjadi ajang silaturrahim antara FH BUMN Pusat dengan FH BUMN Jawa Timur dan lainnya. “Ini merupakan kesempatan kami memperkuat jaringan dengan sesama praktisi humas BUMN, sehingga membuka peluang untuk bersinergi dan menyelaraskan kinerja praktisi humas dalam mendukung kinerja BUMN dan pemrrintah,”ungkap Ivone Andayani – Ketua FH BUMN Jawa Timur.

Dalam acara itu, Bang Sem, membedah tentang transcorcomation, yaitu proses perubahan dramatik komunikasi perusahaan (corporate communication) BUMN mencapai trustformation. Tranformasi untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap upaya pencapaian kinerja BUMN sebagai lokomotif income generator negara dan perekonomian nasional.

Hal itu, ungkapnya, menjadi tantangan aksi korporasi komunikasi perusahaan dalam menghadapi realitas dan fakta brutal yang terjadi di tengah masyarakat. Terutama, ketika masyarakat terbina intensif oleh ragam informasi tak terseleksi, dan membentuk habis untuk mendahukukan presumsi-presumsi negatif. Bang Sem juga mengelaborasi realitas sosial dan perkembangan media massa yang sedang bergerak dalam fenomena yang anomali.

Ia mendorong paradigma berfikir praktisi humas dan PR BUMN untuk kembali menegakkan lima dasar moral praktik kehumasan dan PR (terpercaya, benar, cerdas, konsisten, dan komunikatif). Terutama dalam menghadapi fakta brutal berkembangnya ‘jurnalisme tabrak lari’ dan ‘jurnalisme mutilasi.’ Yaitu praktis jurnalisme yang mudah melanggar kode etik jurnalistik, mengabaikan verifikasi dan konfirmasi.

Pada sesi pertama itu, juga berkembang pemikiran tentang penguatan strategi komunikasi perusahaan dengan aksi practical (PR action and tactical) dalam keseluruhan konteks aksi korporasi. Termasuk dalam memperkuat integritas kehumasan dalam keseluruhan konteks tata kelola kehumasan dan PR yang baik, sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance.

Bang Sem melansir transcorcomation yang berujung pada dua sisi perubahan, meliputi : public relations dan people relations dalam satu tarikan nafas. Pada sesinya, Bang Sem memberi contoh kasus pengelolaan isu krusial di tengah proses perubahan minda (mindset changes) masyarakat.

Selaras dengan itu, Biakto mengupas luas tentang Personal Branding. Membuka wawasan tentang branding, sesungguhnya. Kemudian meluruskan pemahaman tentang hakekat branding itu sendiri. Biakto yang banyak menciptakan branding atas orang dan product, termasuk menggerakkan UKM (Usaha Kecil Menengah) Branding, itu memberikan kiat-kiat khas dalam melaksanakan aksi dan taktikal kehumasan dan PR. Termasuk mengelola fakta brutal yang berada dalam kehidupan sosial sehari-hari, untuk memperkuat aksi korporasi kehumasan.

Salah satu hal yang dikemukakan pakar branding ini adalah bagaimana mengelola isu (issue management), dan mengeksplorasinya sebagai aksi komunikasi perusahaan yang tidak hanya memberi dampak pada profit perusahaan, melainkan jauh dari itu lagi, benefit atau nilai manfaat perusahaan.

Biakto memberikan sejumlah contoh melakukan proses kreatif dan inovasi dalam mewujudkan aksi kehumasan yang tak lagi hanya menjadi ‘pemadam kebakaran,’ dan praktis public dan people relations dalam menelangkai (menjembatani) proses perubahan yang terjadi di tengah masyarakat dan transformasi korporasi itu sendiri.

Ketua umum Perhumas – Agung Laksmana menitik-beratkan pandangan tentang esensi komunikasi sebagai elemen penting dalam korporasi. Ia menegaskan, seorang PR eksekutif dan bahkan PR officers di lapangan mempunyai peran dan tugas penting menghubungkan komunikasi perusahaan dengan dunia luar. Artinya, tugas seorang PR eksekutif tak hanya sebatas berkutat pada launching product, branding, advertising, strategi media, dan kemitraan. Jauh dari itu lagi, meliputi tata kelola komunikasi perusahaan di dalam dan di luar perusahaan, termasuk dengan CEO (chief executive officer), direksi, dan lainnya.

Para CEO menuntut praktisi PR yang mengenal bisnis korporasinya secara keseluruhan, cepat tanggap terhadap isu, dan mampu mengomunikasikannya ke dalam dan ke luar perusahaan. Dalam konteks itu, divisi komunikasi perusahaan laksana terminal komunikasi yang mampu melayani seluruh kepentingan komunikasi perusahaan dan atau komunikasi bisnis.

Setiap paktisi PR, ungkapnya, harus mengenali CEO (termasuk apa yang dia inginkan) dan peka terhadap perubahan di dunia yang sedang dihadapinya. Karenanya, kedekatan seorang praktisi PR dengan CEO sedemikian penting. Termasuk dalam merespons dan mengantisipasi berbagai perubahan berbagai fakta du luar korporasi yang terkait dengan perusahaan. Misalnya, perubahan undang-undang terkait dengan korporasi atau terkait dengan main business korporasi.

Muaranya adalah seorang PR eksekutif harus mampu membangun reputasi perusahaan untuk mencapai kualifikasi perusahaan yang terpercaya dan dipercaya oleh publik.

Usai acara, pada malam hari di ruang terbuka terminal penumpang Tanjung Perak Port yang manusiawi itu, disajikan musik jazz. Hari ini (Jum’at) peserta, menggunakan kapal wisata mini akan melakukan port visit. “Kami telah menyiapkan kapal pesiar mini, Artamana untuk membawa peserta menikmati pagi di perairan Selat Madura, sekaligus menyaksikan bagaimana operasi bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak dari sisi laut. Peserta juga berkesempatan selfie di kapal, dengan latar jembatan Suramadu,”ujar Edi Priyanto – Kahumas Pelindo III. | P. Beranti

Tanggal  : 2 Oktober 2015
Summer : Akarpadinews.com