BLORA, suaramerdeka.com – Hutan alam sekunder yang berada di kawasan embung keruk Randublatung, Blora, ditanami 10.000 pohon berbagai jenis. Harapan dengan adanya penanaman di kawasan tersebut bisa tercipta keseimbangan lingkungan, sumber air yang mencukupi serta oksigen yang bersih.
Pasalnya di kawasan tersebut selama ini beberapa di antaranya terlihat gundul. Kalaupun ada tanaman, pertumbuhannya tidak bagus lantaran aktivitas pengembalaan ternak.
“Penanaman dilakukan bersama oleh jajaran Rimbawan  baik dari Perhutani Randublatung maupun Dinas Kehutanan Blora, Muspika Kecamatan Randublatung  TNI dan Polri  dengan lokasi sekitar embung keruk di petak 91,92,93 dan 89, BKPH Boto dan Beran Perhutani KPH Randublatung,” ujar Administratur Perhutani KPH Randublatung, Herdian Suhartono, melalui Humas, Andan Subiyantoro, Sabtu (24/11).
Berbagai jenis pohon yang ditanam di antaranya pohon sukun, jati dan tanaman rimba lainnya. Lokasi penanaman pohon tersebut dipilih kawasan hutan yang kondisinya relatif  tidak bagus dibanding kawasan yang lain. Kemudian ditanam di tanah – tanah DK (Tanah Perusahaan-red) yang letaknya di luar kawasan hutan. “Jadi, harapan untuk mewujudkan pohon sebagai sumber kehidupan bisa terwujud,” kata Herdian Suhartono.
Andan Subiyantoro menambahkan pada lokasi sekitar kawasan embung keruk tersebut terdapat beberapa petak yang bisa dikatakan seakan berupa tanah kosong. Hal tersebut karena akibat adanya aktivitas penggembalaan ternak oleh warga, sehingga pertumbuhan tanaman jati  menjadi terhambat.
“Jika dilihat dari kacamata awam kondisi tersebut terlihat jelek jika dibandingkan dengan petak-petak lain yang ada di sekitarnya,” tandasnya.
Beranjak dari hal tersebut, kata Andan, Perhutani Randublatung bersama dengan para pihak yang berkepentingan melakukan penanaman bersama dengan tujuan untuk mempercepat penutupan lahan tersebut dengan ditanami berbagai macam tanaman, baik tanaman jati maupun tanaman rimba lain.

( Abdul Muiz / CN26 / JBSM )