Radar Jember – BONDOWOSO-Perum Perhutani Bondowoso mengadakan acara Ruwatan Hutan Nusantara di Alun-alun Situbondo, Rabu malam (12/5). Acara yang menghadirkan Emha Ainun Nadjib bersama Kiai Kanjengnya mendapat sambutan hangat dari masyarakat Situbondo. Sedikitnya, 5 ribu orang hadir dalam kegiatan pengajian yang bertujuan meruwat hutan yang ada di Bondowoso dan Situbondo tersebut.

Tampak hadir dalam acara itu, Asdir PSDH Perum Perhutani Divre Perhutani Jatim dan jajarannya. Seluruh Administratur Perhutani KPH yang ada di wilayah Rayon IV dan V. Bupati Situbondo Dadang, serta Dandim, Kejari, Kapolres dan seluruh tokoh agama serta ulama yang ada di wilasyah Tapal Kuda.

“Seluruhnya duduk bersama di forum itu dengan tujuan mendoakan keselamatan hutan di Nusantara,” kata Adi Winarno, Administratur KPH Bondowoso selaku penanggung jawab kegiatan ini kepada Jawa Pos Radar Ijen. Adi melanjutkan dengan membangun senergitas antara pemangku kepentingan maka akan tercipta kelestarian hutan yang tetap terjaga.

“Dan masyarakatnya sejahtera, khususnya kawasan hutan yang ada di Kabupaten Situbondo dan Bondowoso.” katanya. Rangkaian kegiatan “Ruwat Hutan Negara” dimulai dengan kegiatan penanaman pohon bersama pada Rabu sore di RPH Bungatan BKPH Panarukan. Lalu, dilanjutkan tausyiah kebangsaan di Alun-alun Situbondo.

Dalam acara itu, Cak Nun panggilan akrab Emha Ainun Nadjib dengan piawai mengkomunisasikan tentang makna ruwatan dari aspek filosofi, religi dan budaya sehingga dapat membuka nilai-nilai yang memberikan kesadaran bersama untuk memperoleh paradigma yang membuka ruang — ruang dinamis dalam pembangunan hutan yang dipercayakan kepada Perhutani selaku khafilahnya. “Dan perlu didukung bersama semua pihak,” kata Cak Nun.

Acara Ruwat Hutan yang dilakukan Perhutani merupakan pintu keberhasilan menuju Perhutani baru namun tak meninggalkan Perhutani lama. Dalam acara ini juga ditampilkan “Tumpeng Raksasa” sebagai simbol harapan bahwa hutan bisa terus dilestarikan oleh semua pihak dan hutan Indonesia selamat dari hal-hal yang mengancam kelestariannya.

Bupati Situbondo Dadang mengatakan, ruwatan itu sesungguhnya dimulai dari diri kita sendiri. “Kita berkumpul ditempat ini untuk mempersatukan tekat dalam melestarikan dan menjaga hutan,” katanya. Dan, pada hakekatnya acara ini untuk menyelamatkan kita semua dari berbagai bencana terutama bencana banjir yang dikawatirkan selama ini.

“Saya selaku Bupati Situbondo mengucapkan terimakasih pada Perhutani karena telah menjaga hutannya dengan baik sehingga dalam kurun 5 tahun terakhir tidak ada banjir di Situbondo,” katanya. Dalam acara itu juga dilakukan penyematan jaket dan baret Polhut oleh Administratur KPH Bondowoso kepada Ketua Pagar Nusa Jawa Timur Kabupaten Situbondo sebagai simbol seluruh relawan Pagar Nusa turut mendukung dalam menjaga keamanan hutan khususnya di wilayah Tapal Kuda. (eko/adv/wah)

Sumber : Radar Jember, hal. 3 & 4
Tanggal : 18 Mei 2015