TRIBUNNEWS.COM (2/11/2017) | Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo menyampaikan pesan kepada para petani untuk memanfaatkan hutan sosial yang sudah diberikan pihak Perhutani melalui Surat Keputusan (SK) atau surat izin.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara penyerahan surat izin penggunaan lahan Perhutani seluas 2.000 hektar lebih di Probolinggo, Jember, dan Lumajang.
Penyerahan itu dilakukan di Desa Brani Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Kamis (2/11/2017) siang.
Jokowi hadir dalam acara ini didampingi Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Probolinggo P Tantriana Sari, Direktur BUMN, dan para undangan lainnya.
Selain itu, acara ini juga dihadiri kelompok tani (poktan) yang akan memanfaatkan lahan perhutani ini.
Hutan Sosial ini program baru yang bertujuan untuk menyejahterakan para petani dan memberikan kesempatan mereka untuk memaksimalkan potensi pertanian.
Sistemnya, petani mendapatkan lahan milik Perhutani dengan sistem pinjam pakai.
Masa peminjaman ini selama 35 tahun. Petani boleh mengeksplorasi apapun kemampuannya dengan lahan itu.
Semisal pertanian petani berhasil maka bukan tidak mungkin lahan ini akan dipinjamkan kembali oleh Perhutani dengan 35 tahun ke depan.
Tentunya keputusan ini harus disertai dengan SK dari Menteri Lingkungan Hidup yang juga diketahui Presiden.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, lahan yang sudah dipinjamkan ini harus dimaksimalkan jangan disia – siakan.
Kata dia, semisal ini dikelola dengan baik, maka ia pun yakin petani – petani di Indonesia akan sejahtera dan makmur.
“Ini kan sudah jelas. Lahan yang bisa dikerjakan kan tau. Ya mudah mudahan dengan adanya ini bisa lebih baik. Silahkan mau ditanami apa saja, tidak apa-apa, asalkan menghasilkan dan menguntungkan,” kata Jokowi kepada media.
Jokowi pun menjelaskan, selain support dalam bentuk lahan, pihaknya juga akan mensupport dalam bentuk pendampingan.
Artinya, akan ada pihak yang mendampingi para petani untuk mewujudkan pertanian yang sehat dan menguntungkan.
Bahkan, ia menyebut, pihak BNI pun sudah siap memberikan pinjaman modal bagi para petani yang kekurangan modal melalui program KUR.
“Silahkan pinjam modal, sudah ada kebijakan dari BNI. Petani akan mendapatkan modal tambahan melalui SK ini. Tapi ingat, jangan disalahgunakan. Kalau pinjam Rp 30 juta, ya semuanya buat modal. Jangan Rp 15 juta buat beli mobil, sisanya modal. itu salah,” terangnya.
Dikatakan Jokowi, orang mau pinjam modal itu harus dikalkulasi terlebih dahulu. Jangan asal pinjam modal tanpa memperhitungkan cicilan bulanannya.
Selain itu, Jokowi pun mengingatkan kepada petani untuk tidak menyalahgunakan lahan yang sudah dibagikan dengan sistem pinjam pakai ini.
Kata dia, syukuri bagian lahan yang sudah diterimanya.
“Kalau sudah dapat 2 hektar ya harus bersyukur, saya saja belum punya lahan 2 hektar. Yang penting harus dimaksimalkan lahan ini, betul-betul dibuat usaha,” papar dia.
Menteri Siti Nurbaya menambahkan, target nasional, akan ada 4,3 juta hektar milik Perhutani. Tanah itu akan diberikan izin untuk digunakan para petani.
Sebuah target yang besar, namun ia optimis bisa merealisasikannya. Saat ini, timnya sedang mengebut hal itu.
Dalam minggu ini, pihaknya akan ke Jawa Tengah, seperti Pemalang, dan daerah lainnya.
“Sama , kami akan berikan izin penggunaan lahan perhutanu. Jadi petani akan mendapatkan lahan dari Perhutani dan bisa dimanfaatkan maksimal selama 35 tahun,” jelasnya.
Terpisah, Sugiyo, salah satu petani mengaku mendapatkan dua hektar lahan.
Ia berencana akan memanfaatkan lahan itu untuk membangun pertanian kaliandra atau palawija. Ia berjanji akan memaksimalkan bantuan lahan ini.
“Saya akan memanfaatkannya secara maksimal. Saya ini peternak sapi sekarang, dulu petani . karena tidak punya modal dan lahan saya beralih ke sapi. berhubung ini dapat kesempatan ada pinjaman lahan dan masanya agak lama, saya akan maksimalkan pertanian itu untuk mensukseskan program pemerintah,” tutupnya.
Sumber : tribunnews.com
Tanggal : 2 November 2017