SURABAYA, 1 Juli 2012 – Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto siang ini bertemu dengan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November ITS Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono DEA di kampus ITS Surabaya dalam rangka rencana kerjasama pembuatan mesin industri pengolah sagu. Oleh Menteri BUMN RI Dahlan Iskan Perhutani diberi tugas membangun pabrik sagu di Papua. Bambang Sukmananto menyatakan bahwa Perhutani telah mengurus semua persiapan dengan masyarakat lokal sampai  perijinan di tingkat Kabupaten. Luasan lahan yang dialokasikan untuk kegiatan ini telah mendapat persetujuan dari pihak pemerintah daerah.

Backbone Perhutani adalah membuat Tanaman kehutanan dan bukan membuat mesin, oleh karena itu Perhutani akan menggandeng ITS  atau perguruan tinggi lainnya.   Kompetensi para enginers ITS diharapkan dapat membantu proyek ini dalam mendesain mesin olah sagu yang keluarannya adalah sagu berbentuk seperti beras.

Dalam pertemuan tersebut Perhutani juga akan meminta ITS untuk menyediakan sarjana lulusan Teknik Kimia dan Teknik Lingkungan untuk bisa direkrut menjadi karyawan perhutani khususnya mengisi kebutuhan SDM pabrik derivatif gondorukem dan terpentin terbesar di Asia Tenggara yang beberapa waktu lalu diresmikan pbangunannya di Pemalang oleh Menteri negara BUMN.

Perhutani harus bekerja cepat dan tepat untuk hal ini agar. Rencana Penandatanganan kerjasama Perhutani dengan  ITS diagendakan  bulan Juli ini agar para enginers ITS bisa lebih cepat bergerak melakukan research dan menghasilkan mesin yang tepat guna serta efisien untuk pengolah sagu. Selain itu Perhutani akan membantu menghijaukan 10 Ha  lahan ITS di Surabaya Timur.

Sebelumnya, bertempat di Universitas Islam Negeri Malang, Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto juga menandatangani nota kesepahaman bersama dengan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Nur Syam tentang pelibatan pesantren dalam kegiatan pelestarian hutan.  Penandatanganan disaksikan pula Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Menurut Direktur PSDH & PUHR Perhutani, Mustoha Iskandar, dengan kerjasama ini Perhutani berharap kampanye pelestarian hutan akan lebih efektif karena melibatkan tokoh-tokoh agama yang dekat dengan masyarakat desa hutan. Kerjasama yang dilakukan meliputi pendampingan, pendidikan hingga penelitian dalam kegiatan pelestarian hutan yang akan dituangkan dalam perjanjian kerja sama dalam enam bulan mendatang.

Mustoha menambahkan peran pesantren disesuaikan dengan kondisi di lingkungan masing-masing.  Selama ini Perhutani telah menjalin kerjasama pengelolaan hutan bersama masyarakat desa hutan melalui LMDH-LMDH (Lembaga Masyarakat Desa hutan –red) yang berjumlah lebih dari bersama 5.600 desa.  “Jadi diharapkan dapat lebih memperkuat kerjasama yang telah ada,” imbuhnya.

HUMAS PERHUTANI