TUBAN, PERHUTANI, (06/08/2023) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban turut menghadiri acara Haul Mbah Singonegoro dan Mbah Maloyo yang dikemas dalam acara Sedekah Bumi yang dilaksanakan di Hutan Lindung berada di Petak 104 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kebongagung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Merakurak, lokasi yang ditentukan juga sebagai situs budaya oleh Perhutani itu, masuk wilayah Desa Jetak, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jumat (04/08).
Mbah Singonegoro dan Mbah Maloyo merupakan tokoh utama, dua figur leluhur masyarakat Desa Jetak yang sangat dihormati warga, karena dari ke-dua tokoh inilah, lahir Desa Jetak ke bumi Nusantara yang berada di Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, konon dua tokoh tersebut adalah juga sebagai juru kunci mata air yang mengaliri seluruh penjuru desa.
Administratur Perhutani Tuban melalui Agus Nursuli Asisten Perhutani (Asper) BKPH Merakurak menyampaikan dukungannya atas kegiatan positif warga, yang telah turut serta menjaga kearifan lokal desa, karena ke-dua makam tersebut berada dalam kawasan hutan lindung yang dikelola Perhutani. Oleh karena itu diharapkan juga bisa menjadikan faktor kelestarian hutannya tetap terjaga, ujarnya.
Sementara itu, Zuhri Ali anggota DPRD Kabupaten Tuban yang juga hadir dalam acara tersebut berharap agar masyarakat terus menjaga tradisi leluhur dan adat istiadat desa, juga menjaga hutan lindungnya. Karena makam tersebut berada di kawasan hutan lindung, sehingga jika hutan rusak maka tradisi Haul dan Sedekah Bumi yang dilakukan setahun sekali akan menjadi pudar, katanya.
Terpisah, Zakky Mubarok Ali Kepala Desa Jetak menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan semua warga dan pimpinan instansi terkait yang turut hadir dalam acara haul tersebut. Ia pun berharap sinergi dengan desa, untuk pemeliharaan, penjagaan kelestarian hutan lindung, tempat makam dan mata air terus berkelanjutan, tuturnya. (Kom-Pht/Tbn/PHT)
Editor : Uan
Copyright © 2023