SUARAMERDEKA.COM, BUMIJAWA (8/8/2016) | Memasuki musim kemarau ini para pendaki yang hendak merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang di puncak Gunung Slamet diminta tidak menyalakan api unggun.

Administratur Perhutani KPH Pekalongan Barat Anton Fadjar Agung didampingi Asper Badan Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Bumijawa Marsono menjelaskan, curah hujan akhirakhir ini mulai berkurang dan diprediksi akan memasuki musim kemarau. ”Terkait dengan hal itu, semak, rerumputan, dan pepohonan di jalur pendakian menjadi kering dan rawan terbakar oleh api sekecil apa pun.

Kami meminta para pendaki untuk tidak menyalakan api unggun,” jelasnya, kemarin. Marsono menambahkan, pada tahun lalu diduga karena aktivitas pendakian dengan menyalakan api unggun, ratusan hektare hutan di lereng Gunung Slamet terbakar.

Kebakaran cukup sulit dipadamkan karena titik api berada di ketinggian dan jauh dari permukiman penduduk. Pihaknya juga berkoordinasi dengan warga dan para kelompok pecinta alam Gunung Slamet untuk ikut serta mengawasi jalur pendakian agar kejadian kebakaran hutan tidak terjadi lagi.

Terpisah, Humas Galawi Rescue Arif Rahman menjelaskan, beberapa kelompok pecinta alam setempat seperti Gabungan Pecinta Alas Slamet (Galas), Gupala, dan Kompak akan bersinergi untuk memantau jalur pendakian di Kabupaten Tegal.

Jalur yang kerap dilalui para pendaki yaitu jalur Dukuh Liwung, Desa Kedawung, Kecamatan Bojong, jalur pendakian via objek wisata Guci yang merupakan jalur nasional, dan jalur Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa.

”Kami juga sudah berkoordinasi dengan Sekda Haron Bagas Prakosa. Beliau meminta pendaki untuk tidak membuat api unggun karena bisa memicu terjadinya kebakaran hutan. Pak Sekda meminta kesadaran rekan-rekan pendaki karena kebakaran hutan merugikan banyak orang dan merusak lingkungan,” tandasnya. (K22-58)

Tanggal : 8 Agustus 2016
Sumber : Suaramerdeka.com