DETIK.COM (18/11/2019) | Kabupaten Brebes populer sebagai penghasil bawang merah yang bagus kualitasnya. Juga penghasil telur asin yang masir.

Selain kedua produk pertanian tersebut Kabupaten Brebes juga memiliki komoditas kopi. Ada enam kecamatan di Brebes yang menghasilkan kopi. Salah satunya adalah Kecamatan Salem yang terkenal dengan nama kopi Capar, jenis lokal yang hidup di dataran tinggi Desa Capar.

Tercatat luas lahan perkebunan kopi petani mencapai 1.035,53 hektare. Jumlah tersebut tersebar di lima kecamatan yang ada di wilayah selatan Brebes yaitu Salem, Bantarkawung, Paguyangan, Sirampok dan Banjarharjo. Dalam setahun, petani kopi di enam kecamatan ini mampu memproduksi 498,54 ton kopi.

Dengan jumlah tersebut, Kabupaten Brebes memiliki potensi yang besar sebagai daerah produsen kopi. Dari enam daerah itu, produksi kopi paling banyak terdapat di Kecamatan Salem yaitu di Desa Capar. Kopi Capar ini merupakan jenis robusta asli Brebes.

Selain kopi robusta di Desa Capar, Kecamatan Salem, Brebes juga punya potensi kopi arabica yang terdapat di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampok. Kopi tersebut juga sudah mulai diproduksi menjadi kopi siap konsumsi. Namun jumlahnya belum sebanyak Kopi Capar di Salem.

Berkunjung ke perkebunan kopi Capar di Desa Capar, akan banyak ditemui tanaman kopi milik warga yang tengah berbuah. Musim ini, kopi jenis robusta tersebut sudah mulai dipanen. Biji kopi yang sudah merah pertanda sudah matang mulai dipetik.

Saat ini, mayoritas penduduk Desa Capar melakukan budidaya kopi. Tidak hanya menanam di lahan pribadi, warga juga menanamnya di lahan milik Perhutani.

Kopi Capar kini telah dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Giri Mulya desa setempat. Pemasarannya pun mengikuti perkembangan teknologi. Yakni bisa didapat secara online, sehingga bisa mencapai luar daerah. Selain lewat online, kopi capar ini kerap diikutkan dalam beberapa pameran.

“Lewat berbagai terobosan dan bantuan dari instansi terkait, Kopi Capar semakin diminati oleh masyarakat penggemar kopi di luar daerah Brebes,” kata Camat Salem, Nur Ari HY pada detikcom Minggu (17/11/2019).

Menurutnya pemerintah menghendaki ada nilai tambah bagi petani dari budidaya kopi lokal ini. Dengan cara mengelola kopi dari hulu sampai hilir sehingga tidak hanya menanam dan memanennya saja tapi juga mengolah menjadi sebuah produk siap konsumsi.

Pengelola BUMDes Kopi Capar Giri Mulya, Budi Heri menjelaskan, petani kopi di Desa Capar sudah mulai melakukan pengolahan kopi hingga menjadi bubuk kopi siap seduh. Dengan ketrampilan ini, petani akan mendapatkan nilai tambah karena tidak hanya menanam dan memanen biji kopi.

“Sudah dilakukan pengolahan sendiri. Mulai dari memanen, menggiling, roasting sampai menjadi kopi yang siap dipasarkan,” kata Budi Heri.

Menurutnya pemerintah menghendaki ada nilai tambah bagi petani dari budidaya kopi lokal ini. Dengan cara mengelola kopi dari hulu sampai hilir sehingga tidak hanya menanam dan memanennya saja tapi juga mengolah menjadi sebuah produk siap konsumsi.

Pengelola BUMDes Kopi Capar Giri Mulya, Budi Heri menjelaskan, petani kopi di Desa Capar sudah mulai melakukan pengolahan kopi hingga menjadi bubuk kopi siap seduh. Dengan ketrampilan ini, petani akan mendapatkan nilai tambah karena tidak hanya menanam dan memanen biji kopi.

“Sudah dilakukan pengolahan sendiri. Mulai dari memanen, menggiling, roasting sampai menjadi kopi yang siap dipasarkan,” kata Budi Heri.

Sumber : detik.com

Tanggal : 18 November 2019