SURYA.CO.ID (3/2/2020) | Kota Madiun kini memiliki area konservasi burung gelatik jawa. Konservasi burung ini berfungsi untuk melindungi populasi burung ini yang semakin terancam karena perburuan liar.
Ruang konservasi burung ini berada di hutan kota D’Arboretum yang berada di kawasan Pusat Pendidikan dan Pengembangan (Pusdikbang) SDM Perhutani, Jalan Rimbakarya, Kartoharjo, Kota Madiun.
Kepala Pusdikbang SDM Perhutani, Tristomo mengatakan hutan kota D’Arboretum memang menjadi pabrik oksigen bagi masyarakat Kota Madiun. Karena di area ini terdapat ribuan tanaman dan pohon yang tumbuh, yang menjadi tempat tinggal berbagai jenis burung.
Tristomo mengatakan, hutan Kota D’Arboretum juga menjadi tempat berkembang biak burung gelatik jawa.
“Di kawasan Pusdikbang ini biasanya muncul segerombolan burung gelatik jawa setiap pagi. Mereka kemudian menyebar mencari makan dan mereka kembali ke sini lagi,” kata Tristomo, Senin (3/1/2020).
Hutan kota seluas 7 hektar ini telah diresmikan menjadi area konservasi burung. Tidak hanya burung gelatik jawa saja, tetapi juga berbagai jenis burung yang lain.
Tristomo mengatakan, jika tempat konservasi ini berhasil dan berkembang nantinya akan diduplikasi di tempat lain yang ada di Kota Madiun.
“Mungkin nanti dikonsep per kluster. Misalnya, di sini khusus kluster gelatik jawa, nanti di lokasi untuk jenis burung yang lain,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pelestari Burung Indonesia (PBI) Madiun, Catur Prasetyo, memperkirakan populasi burung Gelatik Jawa di wilayah Kota Madiun tinggal sekitar seribuan ekor, dan dikhawatirkan akan berkurang karena adanya perburuan liar.
Catur mengatakan, PBI Madiun mendata ada sekitar 68 jenis burung yang tinggal dan hidup di Madiun. Sedangkan untuk jenis Gelatik Jawa diperkirakan tinggal sekitar seribu ekor.
“Kami memonitor persebaran burung gelatik jawa ini. Ada yang mencari makan di sekitar Rejomulyo, Josenan, dan lainnya,” katanya.
Catur menuturkan, burung gelatik jawa menjadi target buruan para pemburu, karena memiliki nilai ekonomis. Gelatik Jawa memiliki suara kicauan yang biasa dipakai untuk memaster burung kicauan, serta memiliki kombinasi warna yang cantik.
“Kalau terus dieksploitasi besar-besaran, burung Gelatik jawa ini akan punah,” kata Catur.
Smeentara itu, Wali Kota Madiun, Maidi, mendukung keberadaan kawasan konservasi burung tersebut. Dia mengatakan, Kota Madiun harus menjadi rumah bagi beraneka jenis burung.
“Ini bukan hanya untuk burung, tetapi juga manusia. Bayangkan, berapa oksigen yang dihasilkan dari pohon-pohon ini untuk manusia,” kata dia.
Dia menambahkan, selama ini pihaknya juga terus menanam berbagai pohon di Kota Madiun, untuk memperbaiki udara di Kota Madiun.
Sumber : surya.co.id
Tanggal : 3 Februari 2020