CIAMIS, PERHUTANI (31/03/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis menjadi narasumber dalam acara Sarasehan Gunung Sawal mengambil tajuk “Pembentukan Forum Desa Sekitar Gunung Sawal” yang dilaksanakan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VII Ciamis di Hotel Harmoni Tasikmalaya pada Kamis (31/03)
Acara dihadiri oleh Administratur KPH Ciamis Edy Satmoko diwakili Wakil Administratur KPH Ciamis Ending Sadeli, Bupati Ciamis diwakili Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, Taufik Gumelar, Plt. Kepala BBKSDA Jawa Barat, Hendra Wijaya, Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VII Ciamis, Ucu Saepudin, Kepala Bidang 3 BBKSDA Ciamis Andi Witria, Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Sumitra Gunawan, Rektor Universitas Galuh (Unigal) Yat Rospia Brata dan Paguyuban Pencinta Gunung Sawal.
Dalam paparannya Administratur KPH Ciamis melalui Ending sadeli memaparkan pengelolaan Perhutani di Kawasan Hutan Produksi Gunung Sawal, Selain produk getah pinus, kita juga ikut berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan, flora dan fauna di Gunung Sawal, pelestarian satwa dan pengkayaan pakan satwa yang ada di Gunung Sawal sudah rutin kita lakukan dan akan terus ditingkatkan, ujar Ending.
Sementara Plt. Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat, Hendra Wijaya, S.Hut,. M.Si menyampaikan Berdasarkan administrasi pemerintahan hutan Gunung Sawal berada di 9 Kecamatan dan 91 desa penyangga dengan jumlah penduduk tercatat pada tahun 2022 menurut BPS adalah 1.079.000 jiwa yang Sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh tani.
“Kiranya tidak berlebihan jika peran dan fungsi strategis hutan gunung sawal yang berupa landscap hutan, perlu dikelola dengan baik dan melibatkan para pemangku kepentingan”, Ujarnya
Bupati Ciamis diwakili Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, Dr. H. Taufik Gumelar , ST. MM menyampaikan “Peran strategis Gunung Sawal untuk menjaga system penyangga kehidupan sebagai penyedia air bagi masyarakat potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi terutama adanya macan tutul, diperlukan upaya bersama dan sinergi dalam pengelolaannya, sehingga sarasehan ini menjadi langkah yang baik untuk menuju kesana,” pungkasnya. (KOM-PHT/CMS/2022/WH)
Editor : MZ Copyright©2022