DETIK.COM (22/01/2021) | Liburan ke Kota Cepu, Kabupaten Blora tidak lengkap jika belum mengunjungi obyek wisata Loko Tour ini.
Wahana edukasi yang menyajikan wisata transportasi dengan loko kereta api kuno yang menarik dua gerbong penumpang tersebut, saat ini dikelola oleh CV Hargo Dumilah Grup. Meski dimasa pandemi covid 19 pengelola terus membenahi sarana.

“Ya setiap hari ada saja pengunjung meski mengalami penurunan,”ujar Triyono perwakilan CV Hargo Dumilah, kepada detikcom.

Dengan pemandangan pohon berusia puluhan tahun dan gazebo di setiap sudut dengan hiasan tanaman bunga yang indah dan asri, pengunjung hanya merogoh kocek Rp 10.000 untuk tiket masuk. Sedangkan untuk naik loko, pengunjung hanya membayar Rp 20.000 per orang.

“Jaraknya kurang lebih 3 kilometer dan pulang pergi butuh waktu tempuh 45 menit. Kami juga menerapkan prokes. Jika ada pengunjung yang tidak bermasker kami tegur,”ungkap Triyono.

Selain menikmati sensasi loko tour yang kursi gerbong terbuat dari kayu jati dipadu dengan rotan, pengunjung juga bisa berswafoto dengan latar belakang loko kereta api kuno.

“Ke depan kami akan membangun kolam renang dan flying fox serta panggung untuk kesenian,”imbuhnya.

Totok Sugiyanto (62) salah satu pengunjung wisata loko tour mengungkapkan dirinya tertarik mengunjungi wisata loko tour ini karena mengingatkan dirinya saat masih duduk dibangku kelas 5 SD sering melihat loko tua lewat di depan rumahnya di Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora.

“Sekira tahun 1970-an kereta ini dulu lewat di depan rumah saya. Tempatnya bersih serta lokonya kuno. Jadi saya tertarik datang ke sini,” ujar Totok pensiunan guru SD yang sekarang berdomisili di Tlogosari Semarang.

Sementara itu Agung Sugiarta Asmen wisata dan aset Perhutani KPH Cepu mengungkapkan, saat pandemi ini pihaknya memberlakukan ketat protokol kesehatan bagi pengunjung wisata loko tour.

“Saat pandemi ini jumlah pengunjung menurun namun kami tetap optimis wisata loko tour ke depan akan berkembang pesat dan menjadi daya tarik wisata lokal maupun mancanegara,”ujarnya.

Dia menerangkan, depo loko tour merupakan tempat bersemayam loko tua milik Perhutani yang dibangun tahun 1911. Sedangkan jaringan relnya dibangun pada tahun 1915. Jaringan rel loko tour tersebut, disebut tertua di Pulau Jawa bahkan di Indonesia.

Sejak 1915 dibangun rel di dalam kawasan hutan jati Cepu yang panjangnya mencapai 300 kilometer dengan lebar sepur 1.076 MM. Pemilihan lebar sepur ini untuk memudahkan sambungan jalan rel lintas utama Semarang Surabaya.

Keberadaan jaringan kereta api di hutan Cepu tidak lepas dari loko uap yang fungsi utamanya sebagai alat transportasi pengangkut hasil hutan. Adapun loko yang ada di depo loko dan bengkel traksi awalmulanya yakni ada 4 unit loko bersaudara buatan Berliner Maschinebau-Actien Gesellschft (BMAG) masing masing diberi nama Tujuh Belas, Agustus, Bahagia dan Madjoe (Madjoe dibawa ke Jakarta).

Ada juga 2 loko langsir uap buatan Croo dan Braun,1 unit loko Hanomag tahun 1922 Exs PJKA C2902,1 unit drensin buatan Jepang merk Honda, drensin modifikasi dan lori onthel yang menarik. Semua kereta tersebut tersimpan baik di depo loko atau bengkel traksi Perhutani KPH Cepu.

Sumber : detik.com

Tanggal : 22 Januari 2021